Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Seorang nenek penjual canang atau sesajen untuk sembahyang agama Hindu, Gusti Ayu Made Suini (79), menjadi korban penipuan di Kabupaten Buleleng, Jumat (10/1). Pelaku membeli canang dengan uang mainan.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini viral di sosial media terutama di kalangan warga Bali.
Kasat Reskrim Polres Buleleng AKP Vicky Tri Haryanto mengatakan, kasus ini merupakan modus baru penipuan di Bali. Targetnya adalah seseorang yang dinilai rentan dan sudah tua. Sosok tua dinilai mudah untuk dikelabui.
“Mungkin pelaku melihat celah yang bersangkutan sudah berumur dan ini termasuk modus yang baru sih kalau kita lihat,” kata dia saat dihubungi wartawan, Selasa (14/1).
Vicky berharap bila ada yang menjadi korban segera melapor ke polisi. Hingga saat ini, nenek yang menjadi korban itu belum melapor. Polisi mengaku kesulitan memburu pelaku bila tak ada korban yang melapor.
“Karena faktor viral seperti itu, mungkin kita kroscek. Walaupun tidak ada laporan kita akan melakukan tindakan pendekatan pada korban dan bersedia buat laporan. Harus ada yang bersangkutan yang melapor,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Sebab menurut Vicky, tanpa laporan, tidak ada saksi alat bukti untuk mencari pelaku.
“Tergantung saksi dan bukti. Kalau saksi-saksinya mencukupi bisa kita pidana. Kalau saksi dan barang bukti tidak mencukupi iya agak sulit kita teruskan. Harus ada unsur-unsur pidana yang harus terpenuhi dulu,” ujar dia.
Sementara itu, relawan Bali bernama Andy Karyasa Waya mengatakan, peristiwa itu terjadi di pertigaan Banjar Dinas Kundalini, Desa Umeanyar, Seririt, Buleleng. Saat itu, ada seseorang yang membeli canang seharga Rp 15 ribu kepada Suini. Rupanya, uang yang diserahkan pembeli itu adalah uang mainan mirip pecahan Rp 20 ribu.
Suini juga memberi uang kembalian Rp 5 ribu. Suini tersadar duit yang diterimanya palsu setelah pelaku pergi.
ADVERTISEMENT
"Mungkin buat kita uang Rp 20 ribu tidak besar. Tapi untuk si nenek uang tersebut sangat berarti," kata Andy.
Andy menyebut Suini sempat terpukul dengan aksi penipuan ini. Dia juga enggan kembali berjualan.
"Nenek memang berasal dari keluarga kurang mampu. Jualan canang adalah mata pencaharian nenek, untuk sekadar bisa makan bersama keluarga," kata Andy.