Kisah Pelarian PRT di Bali yang Disiram Air Mendidih oleh Majikan

15 Mei 2019 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eka saat tiba di Polda Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Eka saat tiba di Polda Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Kulit punggung, tangan, dan sebagian kaki Eka Febriyanti (21) melepuh. Eka mengalami luka bakar itu setelah majikannya berinisial DMW tega menyiram dua panci air mendidih.
ADVERTISEMENT
Perlakuan keji itu disebabkan hal sepele. Yakni, Eka gagal menemukan sebuah gunting yang diminta majikannya. Kejadian nahas itu terjadi pada Selasa (7/5) lalu sekitar pukul 12.00 WITA.
Sehari usai kejadian, Rabu (8/5) sekitar pukul 09.00 WITA, Eka melarikan diri dari rumah majikannya yang berada di Kabupaten Gianyar, Bali. Mirisnya, ia melarikan diri dengan mengenakan baju saat air mendidih disiram pada tubuhnya. Alhasil pakaian itu pun lengket pada luka Eka.
Eka berhasil kabur setelah memastikan majikannya masih dalam keadaan tidur pulas. Ia lompat dari pura rumah. Lalu, bersembunyi di sebuah warung dekat rumah majikannya.
Pemilik warung menyuruh Eka pergi lebih jauh agar tidak tertangkap majikannya. Eka diberi modal sepotong roti dan uang Rp 5 ribu.
ADVERTISEMENT
"Setelah kabur itu kan berhenti di warung, saya sembunyi. Selesai, saya dikasih uang buat ongkos sama kue. Setelah itu saya jalan agak jauh dari tempat bos saya," kata Eka sambil menitikkan air mata saat ditemui di Polda Bali, Rabu (15/5).
Eka saat tiba di Polda Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Lelah dalam perjalanan, Eka kembali singgah di sebuah warung. Sang pemilik warung menawarkan bantuan kepada Eka untuk melaporkan kejadian yang dialami kepada polisi. Akan tetapi, karena takut akhirnya Eka berbohong kepada polisi dan menyatakan jatuh di jalan.
Eka kemudian meminta tolong kepada polisi agar dicarikan bus ke Terminal Batu Bulan, Gianyar. Ia hendak pergi ke Nusa Dua, Kabupaten Badung, yang jaraknya sekitar 48 km.
"Setelah itu, langsung bilang Pak polisi, maaf mau ke mana, dek? Nusa dua ke rumah bude. Kenapa muka lebam? Jatuh. Saya enggak berani jujur," kata dia menceritakan percakapan sambil menahan sakit pada tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Setiba di terminal, Eka kembali berniat minta tolong kepada polisi. Namun urung. Ia justru tak sengaja bertemu dengan seorang satpam yang kemudian mencarikan bus untuk ke Nusa Dua.
Sayangnya, cerita pelarian itu tak bisa dilanjutkan Eka karena menahan luka melepuh pada tubuhnya. Ia pun mengakhiri sesi wawancara dengan wartawan.
Kisah Eka pun dilanjutkan pengacaranya bernama Supriyono. Supriyono mengatakan, Eka pergi ke rumah rekannya di Nusa Dua, bukan saudaranya. Sebab Eka merantau seorang diri ke Pulau Dewata ini.
Setibanya di rumah rekannya, Eka lalu menceritakan semua kepedihan yang dialaminya. Rekan Eka yang tak kuat melihat luka Eka, langsung menggunting baju Eka yang sudah lengket dengan lukanya. Lalu, Kamis (9/5), Eka pun dilarikan ke puskesmas terdekat.
ADVERTISEMENT
"Dia enggak pernah diopname karena enggak punya uang. Ketemu perawat di Nusa Dua, ini yang membantu, tidak dibayar dia ganti perban. Lalu mengenalkan kepada saya, saya dengan rasa kemanusiaan mau membantu Eka, " kata dia.
Rupanya, menurut Supriyono, Eka sudah bekerja dirumah itu selama 7 bulan. Eka juga tak pernah mendapatkan upah atas hasil kerja kerasnya. Supriyono menduga aksi kekerasan ini tak hanya sekali diterima Eka. Namun, kata dia, Eka masih enggan bercerita seluruhnya.