Kisah Pendaratan Terakhir Lion Air PK-LIO Sebelum Dipensiunkan

2 November 2018 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lion Air jenis McDonnell Douglas (MD) (Foto: Twitter/@JasaTiketMurah)
zoom-in-whitePerbesar
Lion Air jenis McDonnell Douglas (MD) (Foto: Twitter/@JasaTiketMurah)
ADVERTISEMENT
Tak ada yang menyangka kalau Lion Air jenis McDonnell Douglas (MD)-90 dengan nomor penerbangan JT 972 PK-LIO akan terperosok di landasan pacu Bandar Udara Hang Nadim, Batam, 23 Februari 2009, sekitar pukul 19.15 WIB. Terlebih, pesawat MD-90 PK-LIO itu terbang saat cuaca cerah.
ADVERTISEMENT
Insiden nahas yang menimpa maskapai berlogo singa itu bukanlah yang pertama. Menurut dokumen Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kecelakaan yang menimpa MD-90 tersebut merupakan satu dari tujuh armada Lion Air yang mengalami kecelakaan, sejak pertama kali Lion Air menerbangkan pesawatnya pada 30 Juni 2000.
Membedah laporan investigasi KNKT terkait 10 kecelakaan pesawat Lion Air. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Membedah laporan investigasi KNKT terkait 10 kecelakaan pesawat Lion Air. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Berdasarkan dokumen investigasi KNKT, pesawat yang terbang dari Bandara Polonia Medan itu tak bisa mendarat dengan sempurna. Penyebabnya, roda pesawat tak bisa bekerja dengan normal.
Beberapa saat setelah take off, pilot mencatat adanya peringatan lampu merah yang menerangi roda bagian depan. Setelah dilakukan pengecekan, ada satu masalah. Yakni pintu roda yang terkunci akibat spray deflector patah. Patahan itu berimbas pada sistem mekanis pintu roda. Meski mengalami masalah, pilot tetap melanjutkan perjalanan ke Batam.
ADVERTISEMENT
Tak ada kendala yang berarti selama penerbangan pesawat buatan 1998 itu. Namun, masalah kembali muncul ketika pesawat hampir sampai di Batam. Ketika akan mendarat, lampu roda bagian depan pesawat tetap menyala. Dengan kata lain, pintu roda masih bermasalah.
Pilot dan petugas Air Traffic Controller (ATC) di Bandar Udara Hang Nadim, Batam, terus berkoordinasi. Sebab keduanya sadar, bahwa ada kondisi yang bisa membahayakan. Akhirnya pesawat terpaksa mengudara lebih lama dan terbang memutari bandara selama hampir 40 menit.
Laporan KNKT terkait kecelakaan Lion Air (Foto: Repro kumparan/Dok, KNKT)
zoom-in-whitePerbesar
Laporan KNKT terkait kecelakaan Lion Air (Foto: Repro kumparan/Dok, KNKT)
Dokumen KNKT menyebut, selama pesawat terbang rendah, personel darurat dan kendaraan evakuasi disiapkan di Bandara Hang Nadim. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Selain itu, untuk meminimalisir benturan, landasan pacu bandara juga dipasangi busa. Setelah semua hal dipersiapkan, pilot MD-90 tersebut kemudian mendarat di landasan tanpa roda depan. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam insiden yang menimpa pesawat berpenumpang 156 orang dan 5 kru itu
ADVERTISEMENT
Akibat kejadian itu, pesawat mengalami kerusakan pada bagian bawah. Persoalan akibat insiden itu tak hanya berhenti sampai di situ. Singkatnya pemerintah meminta Lion Air menghanggarkan sementara semua pesawat McDonnel Douglas selama investigasi berlangsung.
Keputusan pemerintah mencabut sementara izin terbang semua pesawat jenis MD-90 itu membuat pihak Lion Air memutar otak. Tak mau kehilangan penumpang, Lion Air tercatat langsung mendatangkan dua pesawat jenis Boeing 737-900 ER, dan mendatangkan 10 pesawat baru hingga akhir tahun 2009.
Di sisi lain, sebelum kecelakaan itu terjadi, pihak Lion Air memang sedang meremajakan armadanya dengan mengganti pesawat jenis McDonnel Douglas dengan pesawat Boeing 737. Namun kecelakaan MD-90 di Batam itu mempercepat peremajaan armada Lion Air.
Analisis lengkap kumparan dapat disimak dalam topik Membedah Kecelakaan Lion Air.
ADVERTISEMENT