Kisah Pengungsi Afghanistan di Kiev: Kabur dari Taliban, Jatuh di Pasukan Putin

28 Maret 2022 17:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pengungsi Ukraina. Foto: Matthias Rietschel/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengungsi Ukraina. Foto: Matthias Rietschel/REUTERS
ADVERTISEMENT
Ketika pasukan Rusia pertama kali menginjakkan kaki mereka di Ukraina pada 24 Februari lalu, Sayed dan Masuma Hosseini merasa tenang dalam rumah mereka.
ADVERTISEMENT
Keduanya telah menjadi saksi perang demi perang dalam hidup mereka hingga seperti sudah terbiasa.
Sayed merupakan seorang mantan tentara Afghanistan. Ia dan keluarganya baru tinggal di Kiev sejak akhir tahun 2021. Mereka terpaksa meninggalkan Afghanistan akibat kekhawatiran akan kepemimpinan Taliban.
Pengungsi Ukraina (20/3/2022). Foto: Clodagh Kilcoyne/REUTERS
Sebelumnya, keluarga Hosseini telah mengungsi dari tanah air mereka akibat pecahnya peperangan sebanyak tiga kali. Dari sini mereka belajar dari pengalaman-pengalaman pahit mereka.
Kini lagi-lagi keluarga Hosseini akan menjadi pengungsi perang. Total sudah kali keempat Hosseini menyandang status pengungsi.
Awalnya, keluarga yang tak bisa berbahasa Ukraina ini tak tahu kapan mereka harus pergi. Selama beberapa hari mereka menetap di apartemen mereka. Masuma mengatakan, pada awal perang, kota Kiev relatif tenang.
ADVERTISEMENT
Mereka mendengarkan suara langkah kaki anak dari keluarga yang tinggal di unit apartemen di atas mereka. Keluarga ini berpikir, suara anak itu masih terdengar melalui langit-langit apartemen, mereka tahu tetangga mereka belum mulai pergi menuju tempat perlindungan bawah tanah.
Tentara Ukraina membawa seorang tentara yang tewas melalui puing-puing di sekolah militer yang terkena roket Rusia sehari sebelumnya, di Mykolaiv, Ukraina, Sabtu (19/3/2022). Foto: BULENT KILIC/AFP
Namun tak lama kemudian terdengar dentuman ledakan. Khawatir dan takut akan keselamatan keluarganya, putri mereka yang tinggal di Amerika Serikat pun memohon mereka untuk segera meninggalkan Kiev.
Dengan tergesa mereka mengemasi kehidupan yang telah mereka bangun di Ukraina dalam waktu singkat. Mereka pun memulai perjalanan mereka, sambil terus berharap mereka tidak diadang pasukan Rusia atau dihantam rudal dalam perjalanan.
Awalnya, mereka mengira invasi Rusia akan berlangsung dengan singkat, tak lebih dari beberapa hari saja.
Anggota Taliban saat mengunjungi taman hiburan di waduk Qargha Kabul, di pinggiran Kabul, Afghanistan, Sabtu (9/10). Foto: Jorge Silva/REUTERS
“Ya pilihannya antara (Vladimir) Putin akan mengambil alih negara, atau (Volodymyr) Zelensky akan mempertahankannya. Keduanya akan berdamai di antara mereka sendiri dan segalanya akan segera tenang,” ujar Masuma kepada CNN, menggambarkan prediksi awalnya.
ADVERTISEMENT
Namun, bukannya perdamaian, justru kekerasan semakin menjadi selama berminggu-minggu hingga saat ini. Pasukan Rusia menembaki area penduduk, menghancurkan infrastruktur sipil, dan membunuh warga-warga tak bersalah.
Pendudukan Uni Soviet
Tim penyelamat mencoba menjangkau dan menyelamatkan seorang anak laki-laki yang terperangkap selama dua hari di sebuah sumur di desa terpencil Afghanistan selatan Shokak, di provinsi Zabul, Afghanistan, Kamis (17/2/2022). Foto: Javed TANVEER / AFP
Keadian buruk yang menimpa Hosseini membuat ingatannya melayang ke 43 tahun lalu. Saat itu, tanah airnya diduduki oleh Uni Soviet yang merupakan pendahulu Rusia
Tepatnya pada 1979, militer Soviet menginvasi Afghanistan dalam perang yang berlangsung selama satu dekade. Agresi tersebut pada akhirnya akan mengakibatkan hampir satu juta kematian Afghanistan dan tewasnya 15.000 tentara Soviet.
Saat pasukan Soviet mengepung negara mereka, Sayed dan Musama melarikan diri ke Iran.
“Ketika situasi sudah tenang, kami kembali ke Afghanistan. Beberapa tahun kemudian, Taliban (berkuasa) untuk pertama kalinya dan berperang, dan kami menjadi pengungsi lagi dan pergi ke Iran,” papar Masuma.
Tentara AS kuasai Kabul, Afghanistan. Foto: AP Photo
Keluarga Hosseini pun tetap tinggal Iran sampai pasukan AS melancarkan operasi Enduring Freedom setelah serangan teroris 11 September 2001. Dengan tumbangnya rezim Taliban yang brutal, keluarga Hosseini merasa aman untuk kembali ke rumah, berharap untuk tidak pernah menjadi pengungsi lagi.
ADVERTISEMENT
Harapan itu tak bertahan lama. Hampir 20 tahun setelah dimulainya perang, Presiden AS Joe Biden mengumumkan pasukan AS akan menarik diri dari Afghanistan, mengatakan bahwa konflik itu tidak lagi selaras dengan prioritas Amerika.
Pada bulan Agustus 2021, Taliban telah mengontrol kota-kota besar di Afghanistan dan mengambil alih istana kepresidenan di Kabul.
Sementara tentara AS menarik pasukan mereka, rasa takut keluarga Hosseini kian meningkat. Peran Sayed dalam militer dan pekerjaan putri mereka, Fatema sebagai jurnalis menempatkan mereka dalam posisi bahaya, di tengah-tengah garis bidik senapan Taliban.
Fatema pun menghubungi Letnan Cadangan Angkatan Laut AS Alex Cornell du Houx, yang telah berusaha secara pribadi untuk membantu menyelamatkan warga Afghanistan yang mencoba pergi.
ADVERTISEMENT
Cornell du Houx bekerja sama dengan kontak di militer Ukraina untuk mendapatkan persetujuan misi kemanusiaan yang pada akhirnya berhasil membawa keluarga Hosseini ke tempat yang aman di Kiev.
Tak sampai 6 bulan kemudian, pasukan Ukraina yang saat itu membantu mereka kini justru memohon bantuan kepada warga dunia untuk melawan pasukan Rusia.
Keluarga Hosseini saat ini berada di Warsawa, mereka tinggal di rumah teman internet Fatema. Tujuan mereka sekarang adalah pergi ke Kanada dan tinggal bersama putri sulung mereka.
Sama seperti jutaan pengungsi lainnya yang melarikan diri dari perang Putin, nasib keluarga Hosseini masih tidak jelas. Masuma mengatakan bahwa mereka dalam kondisi aman dan dia menantikan hari di mana keluarga tidak lagi harus melarikan diri dari konflik.
ADVERTISEMENT
"Saya berdoa agar tidak ada seorang pun, tidak ada negara lain, tidak ada orang di muka bumi ini, yang menjadi pengungsi, gar semua hidup dalam damai," katanya.
Penulis: Airin Sukono.