Kisah Pimpinan KPK Ghufron Kena Corona: Demam dan Batuk, Sempat Tulari Keluarga

16 Juli 2021 15:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner KPK Nurul Ghufron memberikan keterangan pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (5/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner KPK Nurul Ghufron memberikan keterangan pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (5/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron sembuh dari corona. Ia sudah dinyatakan negatif virus tersebut berdasarkan hasil tes PCR terakhir di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Kepada awak media, ia menceritakan perjuangannya dalam berupaya sembuh dari corona. Diagnosis dokter yang menyatakan ia positif corona berawal dari gejala batuk dan panas yang dirasakan pada 24 Juni 2021.
Awalnya, Ghufron mengira hanya mengalami kelelahan biasa. Sebab sehari sebelumnya, ia masih sempat mengikuti kegiatan di KPK dan pada saat itu berdasarkan tes antigen rutin ia dinyatakan negatif.
Karena kondisi badan yang semakin tak karuan, akhirnya Ghufron memutuskan untuk mengetes PCR pada 27 Juni. Benar saja, tes tersebut pun menyatakan bahwa ia positif COVID-19.
"Saya sakit pertama dan merasakan gejala berupa panas dan batuk-batuk, sejak Jumat tanggal 24 Juni, karena pada tanggal 23 Juni masih ada acara dan untuk acara tersebut saya masih dites antigen dan masih dinyatakan negatif, karena itu saya mencoba bertahan ternyata tambah panas meriang-meriang sehingga tanggal 27 Juni saya baru melaksanakan tes PCR dan baru tahu hasilnya besok harinya bahwa saya positif COVID dengan CT 18,6," cerita Ghufron kepada wartawan, Jumat (16/7).
sebanyak 136 narapida yang menjalani tes swab metode PCR mendeteksi virus corona di Lapas Kerobokan Bali. Foto: Dok. Istimewa
Ghufron yang termasuk sebagai pasien dengan kondisi gejala sedang sebenarnya. Ia disarankan dokter untuk menjalani rawat inap di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi hal itu diurungkan Ghufron setelah melihat banyak pasien dengan gejala yang lebih berat darinya justru tidak tertangani. Ia menilai kamar di rumah sakit sebaiknya dipakai pasien yang lebih membutuhkan.
"Pada saat itu sebenarnya saya direkomendasikan untuk rawat inap, namun karena pada saat itu yang membutuhkan kamar rawat inap banyak, dan yang lebih parah dari saya lebih banyak karena itu saya merelakan kamar rawat inap saya kepada orang lain dan saya memilih rawat isoman di rumah," ujar Ghufron.
Keputusannya itu harus dibayar mahal. Setidaknya 5 orang yang tinggal serumah dengannya juga harus menjalani isoman setelah dinyatakan positif COVID. Diduga mereka tertular dari Ghufron.
Beruntung, kelima anggota keluarganya yang tertular itu tak begitu parah kondisinya. Sehingga menjalani isoman di rumah cukup bagi mereka untuk pulih.
ADVERTISEMENT
"Setelah isoman, ternyata keluarga saya tertular 5 orang, istri, anak 2, adik 1 dan asisten RT saya juga tertular. Sehingga saya isoman sekeluarga semuanya. Namun alhamdulillah karena keluarga sudah terdeteksi lebih awal maka CT-nya tidak terlalu rendah seperti saya yang sudah kadung lama tertular," ucap Ghufron.
Rumah kontrakan pimpinan KPK Nurul Ghufron. Foto: Dok. Nurul Ghufron
Selama menjalani isoman, Ghufron menyebut dirinya rutin menjalankan segala hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kondisi dan memperbaiki imunnya. Seperti berolahraga kecil, berjemur, hingga meminum vitamin serta obat-obatan dari dokter.
Dalam menghadapi COVID-19, Ghufron pun memiliki kiatnya sendiri. Menurutnya penting untuk tetap memupuk kepercayaan untuk sembuh dan sehat kembali.
Alih-alih takut akan COVID-19, Ghufron memilih untuk menganggap virus itu sebagai penyakit pada umumnya yang tentunya dapat disembuhkan dengan cara yang tepat.
ADVERTISEMENT
"Caranya harus yakin bahwa COVID adalah sama dengan diri kita bagian dari makhluk Allah yang hadir tidak sendirinya, Allah lah yang memastikan kehadirannya dan pasti ada hikmah kepada kita semua. Dan saya menemukan COVID yang kecil bahkan saking kecilnya kita tak mampu melihatnya namun kita bisa sakit karenanya ini menunjukkan hikmahnya agar kita tidak menyombongkan diri karena dasar apa pun," beber Ghufron.
"Supaya kita tetap hati-hati dan takut kepada COVID sebagai bagian dari ketakutan pada Allah SWT. Karena kesombongan kita kepada COVID sesungguhnya adalah kesombongan kita kepada Allah SWT," sambungnya.
Ilustrasi virus Corona. Foto: Shutter Stock
Ghufron mengatakan, banyak korban yang telah meninggal akibat COVID-19, bukan mereka tidak menerapkan prokes, bukan mereka tidak olahraga, bukan mereka tidak berdoa dan melakukan ikhtiar, tapi itulah kuasa Allah. Ia menyatakan, Allah lah yang menentukan agar kita tidak sombong dengan ikhtiar kemanusiaan kita, tetap optimal berikhtiar kita lakukan selanjutnya berpasrah kepada Allah.
ADVERTISEMENT
Karenanya, ia mengajak kepada siapa pun untuk tak berlebihan menanggapi COVID19. Namun tetap meningkatkan kewaspadaan pada masa pandemi ini. Ia berharap pandemi ini dapat dijadikan momentum refleksi bagi semua pihak.
"Mari jadikan COVID sebagai pengalaman terbaik untuk mengajarkan kebaikan dan berbuat baik baik dari pikiran tulisan maupun tindakan dan menentukan kebijakan dan meniadakan kesombongan. Saya berharap bangsa Indonesia mengambil hikmah lebih esensial dan substantif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara tidak sekadar melihat COVID sebagai fenomena virologi/pandemi saja," katanya.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron tiba di Komnas Ham, Jakarta, Kamis (17/6/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
Kini, setelah menjalani isoman dan mengkonsumsi sejumlah vitamin dan obat-obatan, Ghufron menyatakan bahwa kini dirinya telah sehat kembali. Hasil PCR dari 3 RS menyatakan dia negatif dari COVID-19.
"Alhamdulillah dari 3 RS saat ini hasil PCR saya sudah dinyatakan negatif," pungkas Ghufron.
ADVERTISEMENT