Kisah Pria Buta Warna Sebagian asal Situbondo Jalani Karier sebagai Fotografer

13 Desember 2020 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ferdinand Wyvren Alfaro, Pria Buta Warna Sebagian Jalani Karier sebagai Fotografer 
 Foto: Dok. Ferdinand Wyvern Alvaro
zoom-in-whitePerbesar
Ferdinand Wyvren Alfaro, Pria Buta Warna Sebagian Jalani Karier sebagai Fotografer Foto: Dok. Ferdinand Wyvern Alvaro
ADVERTISEMENT
Terlahir dengan riwayat buta warna sebagian, tak menyurutkan Ferdinand Wyvern Alvaro (20) untuk menjadi fotografer. Tak dapat dipungkiri, keterbatasan itu membuatnya kesulitan dalam menyunting foto. Meski begitu, ia terus berusaha menaklukkan tantangan itu melalui kerja kerasnya.
ADVERTISEMENT
Kisah itu ia bagikan melalui video TikTok kemudian menjadi viral. Pria asal Situbondo, Jawa Timur, itu mengaku mengawali kariernya sebagai fotografer lepas sejak 2018. Tepatnya, setelah ia diminta oleh rekannya untuk terlibat dalam photoshoot. Ia mendapatkan feedback yang positif dari rekannya itu.
“Saya merasa enjoy, melakukan photoshoot, temen saya bilang, hasil foto-fotonya bagus juga, akhirnya mulai dari sana coba-coba lanjut fotografi,” ujar pria yang akrab disapa Alvaro itu, Minggu (13/12).
Ia menambahkan, sebenarnya, ia lebih menyukai dalam videografi. Bahkan ia berusaha untuk masuk kuliah di jurusan perfilman untuk menekuni bidang tersebut. Akan tetapi, ia ditolak oleh sebuah kampus di Jakarta karena kondisinya yang buta warna sebagian.
“Pas kelas 3 SMP di Situbondo, ada kayak pemeriksaan kesehatan dari Dinkes, ketika tes buta warna saya kesulitan, petugas menyatakan buta warna sebagian, saya sedih, keluar air mata, kenapa temen-temen saya bisa, saya enggak,” kenangnya.
Salah satu karya editan foto milik Alvaro Foto: Dok. Ferdinand Wyvern Alvaro
Atas kondisi itu, salah satu temannya menyarankan untuk kuliah di luar negeri. Ia pun mengikuti nasihat tersebut. Benar memang, ada sebuah kampus swasta di Malaysia yang menerima mahasiswa dengan buta warna sebagian untuk kuliah di jurusan perfilman.
ADVERTISEMENT
“Ternyata ada yang enggak mensyaratkan buta warna sebagian, sekarang sedang kuliah degree (S1), tahun lalu sudah menyelesaikan foundation (selama satu tahun),” imbuhnya.
Kesusahan dalam menyunting warna memang tantangan yang dihadapi setiap harinya, baik dalam tugas kuliah ataupun pekerjaan. Untuk itu, ia selalu meminta bantuan dari teman-temannya untuk melihat hasilnya. Setelah itu, ia akan membuat pola-pola komposisi warnanya.
“Jadi kan pas awal-awal editing warnanya terlalu over, akhirnya dikasih saran sama temen-temen, kayak edit-edit lebih minimal,” tambah Alvaro.
Ia mengaku, belum ada komplain dari klien terkait hasil jepretannya. Selama ini, ia kerap menerima proyek untuk photoshoot model dan sejumlah foto produk baju.