Kisah Surya Tarmiani: Penyidik Perempuan KPK yang Tak Gentar Hadapi Koruptor

21 April 2022 14:05 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Prinsip tersebut yang sangat dipegang oleh Surya Tarmiani dalam bekerja di KPK. Ia merupakan salah satu penyidik yang bekerja di lembaga pemberantas korupsi.
ADVERTISEMENT
Saat mayoritas penyidik di KPK ialah laki-laki, Surya Tarmiani sosok berbeda di kedeputian tersebut. Dari sekitar 100 orang penyidik di KPK, hanya ada 5 perempuan di antaranya. Salah satunya Surya Tarmiani.
Namun, ia tak pernah gentar dalam menjalankan tugasnya tersebut. Meskipun harus berhadapan dengan koruptor.
Ilustrasi penyidik KPK. Foto: Instagram/@official.kpk
Sama seperti penyidik lain, setiap harinya, Surya melakukan kegiatan penyidikan. Mulai dari mengumpulkan barang bukti, pemeriksaan saksi, menganalisis bukti-bukti dalam bentuk dokumen maupun elektronik.
Pekerjaannya menuntut pula untuk turun ke lapangan melakukan penggeledahan. Selain itu, tak jarang ia harus menghadapi pemeriksaan yang tersangkanya laki-laki.
Surya Tarmiani kerap mendapat intimidasi saat pemeriksaan tersebut. Termasuk ketika tersangka itu memberi jawaban yang berbelit bahkan nyeleneh. Beberapa dari mereka terkadang memandang sebelah mata, jika penyidik perempuan bisa ‘diluluhkan’.
Ilustrasi tahanan KPK. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Namun, ia tetap fokus pada pekerjaan yang harus dilakukan dengan profesional. Prinsip yang dipegangnya: perempuan bisa setara dan berperan dalam situasi dan rumpun profesi apa pun.
ADVERTISEMENT
“Memang penyidikan itu suatu pekerjaan yang dominannya dilakukan oleh laki-laki. Jadi memang perempuan kalau di situ (Direktorat Penyidikan) hanya (berjumlah) sebagian kecil saja. Memang banyak tantangannya, banyak di awal pasti tidak menyangka akan menghadapi pekerjaan atau risiko semacam itu.” kata Surya dalam keterangan tertulisnya yang dibagikan KPK, Kamis (21/4).
Penyidik KPK, Surya Tarmiani. Foto: Tangkapan layar video KPK
Surya mengungkapkan alasannya memilih menjadi penyidik karena semata ingin menegakkan nilai-nilai kebenaran yang ada di masyarakat. Perbuatan korupsi adalah perbuatan yang tidak benar dan masyarakat harus tahu itu.
“Jadi jangan sampai masyarakat tidak tahu kebenarannya. Yang tidak benar jadi lazim dan yang benar jadi tidak lazim. Kebenaran itu harus diperjuangkan. Jadi masyarakat terbiasa dengan nilai-nilai kebenaran,” ujar Surya yang sudah 10 tahun menjadi penyidik.
ADVERTISEMENT
Namun, tak jarang juga Surya mendapat kesulitan dalam bekerja. Salah satunya ketika ia harus terjun ke lapangan.
"Beberapa perkaranya itu mengharuskan penyidiknya itu untuk turun ke lapangan, cek ke lapangan, yang mana kondisi lapangannya itu sebetulnya enggak banget buat perempuan. Di tengah hutan lah, pulau terluarnya Indonesia lah, yang mungkin lebih dekat ke Filipina dibanding Indonesia sendiri. Tapi ya gimana, karena itu bagian dari kewajiban rangkaian proses penyidikan, ya kita tetep harus jalanin itu," ungkapnya.
Ilustrasi penggeledahan oleh penyidik KPK. Foto: Antara/Umarul Faruq
Pernah suatu ketika, ia harus meninjau lokasi sawit untuk suatu perkara penyidikan. Dalam tim tersebut, hanya Surya menjadi satu-satunya perempuan.
Ia bersama tim menelusuri hutan sawit yang luasnya berhektar-hektar. Lebatnya semak belukar,dan terjalnya tanah yang becek habis hujan tidak menyurutkan dia untuk tetap bekerja. Di tengah hutan tersebut, tiba-tiba dia ingin buang air kecil. Tentu hal ini agak merepotkan bagi dirinya sebagai perempuan.
ADVERTISEMENT
“Kalau laki-laki kan bisa buang air di mana saja, kalau perempuan harus mencari toilet,” ceritanya.
Menurut Surya, sebagai seorang penyidik perempuan, ia justru mempunyai nilai tambah dalam menangani suatu perkara. Ia menyebut ada sejumlah perkara yang ia tangani, tidak bisa dilakukan oleh peran laki-laki, karena harus menggunakan sisi feminitas
Misalnya saja, ada satu kasus yang mengharusnya tim penyidik menggeledah seorang perempuan. Surya menyebut perempuan itu mengkondisikan diri akan bereaksi ketika digeledah oleh penyidik laki-laki.
"Dia mengkondisikan bahwa penyidik laki-laku kalau nekat masuk dia akan histeris atau gimana ya. Jadi di situ kita perempuan yang masuk, jadi masalah tidak melebar ya, ada fitnah dan macam-macem. Jadi kondisi begitu unik. Saya enggak sangka hadapi itu, tapi itu terjadi. Jadi pengalaman yang memoriable buat saya," papar dia.
Ilustrasi KPK. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Surya Tarmiani ialah salah satu perempuan yang bekerja di KPK. Tercatat ada 509 pegawai perempuan dari total keseluruhan 1551 pegawai di KPK, atau sebesar 33%. Mereka tersebar di berbagai unit, yaitu Sekretariat Jenderal; Kedeputian Bidang Informasi dan Data; Pencegahan dan Monitoring; Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Koordinasi dan Supervisi, hingga Kedeputian Bidang Penindakan.
ADVERTISEMENT
KPK pun memberikan apresiasi kepada para pegawai perempuan tersebut. Khususnya dalam momentum Hari Kartini pada 21 April ini.
"Bagi saya dari Ibu Kartini yang perlu diteladani bagaimana kita membagi waktu perhatian dan waktu yang seimbang bagi kelurga dan pekerjaan karier di kantor. Jadi bagi saya perempuan yang hebat itu adalah perempuan yang hebat juga di kelurganya. Bisa mendidik anak-anaknya dengan baik, waktunya cukup buat keluarga. Dan di kantor, dia melakukan tugas kewenangannya, kewajibannya juga dengan penuh tanggung jawab," papar Surya.
Ada stereotip yang mengemuka di tengah masyarakat, bahwa bekerja di bidang pemberantasan korupsi menuntut sisi maskulinitas. Lantaran punya risiko tinggi, banyak ancaman, dan bahaya yang mengadang.
Bekerja tidak hanya mengandalkan akal untuk menangkap koruptor yang cerdik, namun juga fisik dan mental yang kuat. Waktu bekerja yang tak menentu, hingga harus bergerilya turun ke lapangan untuk mencari bukti perbuatan para pelaku korupsi.
ADVERTISEMENT
Namun para perempuan di KPK bisa mendobraknya. Termasuk Surya Tarmiani.
"Kita bisa lebih berkontribusi aktif lebih besar terhadap pemberantasan korupsi. Tidak peduli terhadap apa profesi kita apa, karier kita. Bahkan ibu rumah tangga punya andil besar terhadap pemberantasan korupsi. Pemberantasan korupsi adalah pekerjaan besar yang harus dilakukan oleh semua lapisan masyarakat di berbagai sektor pendidikan dan sektor pekerjaan. Jadi bukan cuma oleh KPK dan penyidik KPK. Mari berkontribusi lebih untuk pemberantasan korupsi di Indonesia demi Indonesia lebih baik untuk generasi selanjutnya," pungkasnya.