Kisah Tembok Berlin dan Panglima TNI Nyanyi Bareng Lagu Scorpion

28 Januari 2020 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) memberikan arahan dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (28/1/2020). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) memberikan arahan dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (28/1/2020). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Rapat pimpinan TNI-Polri digelar di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Dalam kesempatan ini, kesiapan anggota TNI-Polri dalam menghadapi perubahan jadi bahasan utama.
ADVERTISEMENT
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, anggota TNI-Polri harus meninggalkan sikap konservatif dan berupaya menerima perubahan. Sebab, perubahan adalah hal yang terus ada selama bumi berputar.
Rapat Pimpinan TNI-Polri di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (28/1/2020). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ia kemudian memberi contoh 2 kisah, yakni persaingan antara Roald Admunsend dan Letnan Robert Falconscout pada ekspedisi Antartika dan Lagu 'Wind Of Change' dari Scorpion yang berhasil menginspirasi anak muda untuk merobohkan tembok Berlin pada 1989.
"Dengan satu kegigihan dalam satu perubahan sekelompok anak muda mampu melakukan perubahan. Dan kita ingat Scorpion bisa menginspirasi perubahan untuk meruntuhkan tembok Berlin yang pisahkan (Jerman) Barat dan (Jerman) Timur," kata Hadi, di GOR Ahmad Yani, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (28/1).
Hadi bahkan memutarkan lagu 'Winds Of Change' di hadapan para perwira tinggi TNI Polri yang hadir. Ia minta semua peserta ikut bernyanyi lagu yang dibawakan band asal Hannover, Jerman tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah Scorpion, Hadi pun mencontohkan langkah konservatif dalam ekspedisi Antartika pada tahun 1911. Saat itu, Roald Admundsen dari Norwegia berlomba dengan pesaing beratnya Letnan Robert Falconscout dari angkatan bersenjata Inggris.
"Ada cerita di tahun 1911 ketika ekpsedisi di Antartika antara Amundsend dari Norwrgia dan Falconscout dari Inggris. Inggris memegang tradisi konservatif. Dia menggunakan militer," kata Hadi.
Admunsend, melakukan penelitian di Islandia. Ia memutuskan menggunakan 52 anjing jenis Siberian Husky dan berlatih ski.
"Alhasil, Amunsend sampai di Antartika dan tancapkan bendera Norwegia dan dia tulis surat kepada kawannya dari Inggris," kata Hadi.
Foto bersama peserta Rapat Pimpinan TNI-Polri di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (28/1/2020). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sementara Falconscoutt menuju Antartika dengan kuda poni dan mesin ski. Kuda tersebut tidak setangguh anjing Husky, sehingga, Falconscoutt harus menuntun kuda dan menempuh waktu lebih lama daripada Amundsend. Akhirnya, Falconscoutt terjebak di Antartika saat perjalanan pulang.
ADVERTISEMENT
"Dan akhirnya 106 tahun kemudian bahwa Robert Falconscoutt diketemukan mayatnya dan ada perbekalan dan makananya ditemukan di situ semua," kata Hadi.
Kisah itu, bagi Hadi, merupakan pembelajaran bahwa kita tidak bisa melulu membanggakan keberhasilan masa lalu.
"Ini satu pembelajaran bagi kita, kita harus belajar kita tidak boleh terjebak dengan keberhasilan masa lalu kita tidak bisa bandingkan apple to apple," tutup Hadi.