KJRI Guangzhou Imbau WNI Tak Kunjungi Distrik Liwan Akibat COVID-19 Melonjak

3 Juni 2021 0:22 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim medis mengambil sampel dari seorang anak saat swab massal di sebuah stadion di Guangzhou, Guangdong, China. Foto: Cnsphoto via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Tim medis mengambil sampel dari seorang anak saat swab massal di sebuah stadion di Guangzhou, Guangdong, China. Foto: Cnsphoto via Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KJRI Guangzhou, China, mengeluarkan peringatan dan imbauan kepada seluruh WNI di Ibu Kota Provinsi Guangdong terkait meningkatnya kasus COVID-19.
ADVERTISEMENT
KJRI meminta kepada para WNI sementara tidak mengunjungi Distrik Liwan. Sebab penularan COVID-19 di sana tidak terkendali. Terbaru, pada Senin (31/5), Guangdong melaporkan 10 kasus lokal dan dua kasus tanpa gejala.
"Hindari kunjungan ke daerah medium atau high risk, khususnya di area sekitar Liwan," tulis KJRI Guangzhou dikutip dari Antara, Kamis (3/6).
Polisi memerikasa warga di area perumahan di distrik Liwan Guangzhou, provinsi Guangdong, China. Foto: Cnsphoto via Reuters
Selain itu, KJRI Guangzhou mengimbau para WNI agar mengikuti tes PCR jika diinstruksikan oleh Satgas COVID-19 setempat. "Monitor status aplikasi kartu kesehatan," tutur KJRI Guangzhou.
KJRI Guangzhou menjelaskan, jika status dalam aplikasi kartu kesehatan itu masih hijau, maka penduduk diperbolehkan menggunakan transportasi publik.
Namun jika statusnya kuning, maka kemungkinan penduduk itu pernah mengunjungi area berisiko atau belum melakukan tes PCR. Artinya, mereka tidak diizinkan menggunakan kendaraan umum.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, beberapa distrik di Guangzhou dan Foshan dilockdown demi mencegah meluasnya COVID-19. Selain itu satu stadion di Guangzhou diubah menjadi tempat tes massal PCR yang mampu menampung 120.000 orang per hari.
Selama lockdown, beberapa pusat keramaian, termasuk sekolah di Guangzhou dan Foshan juga ditutup.
Sedangkan Bandar Udara Internasional Baiyun di Guangzhou sempat membatalkan 30 persen jadwal penerbangan, baik domestik maupun internasional.