news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Klaim Sunda Empire: NKRI Numpang hingga Presiden Tak Boleh Ikut Campur

21 Januari 2020 6:20 WIB
comment
55
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Sunda Empire. Foto: Twitter / @esa_emf
zoom-in-whitePerbesar
Logo Sunda Empire. Foto: Twitter / @esa_emf
ADVERTISEMENT
Publik heboh dengan kemunculan sejumlah kerajaan beberapa waktu belakangan. Salah satunya, Sunda Empire yang sedang hangat dibicarakan masyarakat di Bandung, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Masyarakat pun berspekulasi soal Sunda Empire muncul karena sekelompok orang yang stres dan berhalusinasi.
Sunda Empire ternyata ogah disebut mengkhayal soal eksistensinya di tengah-tengah masyarakat. Sunda Empire ngotot berdiri karena sejumlah hal yang mereka yakini sebagai fakta.
Berikut sejumlah klaim Sunda Empire yang mereka yakini sebagai fakta:

Wujudkan Perdamaian Dunia

Sunda Empire. Foto: Youtube/Sunda Empire
Petinggi Sunda Empire, HRH Ki Ageng Ranggasasana, buka suara terkait eksistensi kerajaannya. Rangga membeberkan sejarah Sunda Empire versi dirinya, namun tak menyertai bukti atas klaimnya tersebut.
Rangga menjelaskan, Sunda Empire merupakan lembaga tingkat dunia yang memiliki tujuan untuk menyejahterakan dan mewujudkan perdamaian dunia. Menurut dia, Sunda Empire beranggotakan negara dan pemerintahan di dunia.
"Memiliki misi dan tujuan, yaitu menyatukan bangsa-bangsa di dunia dan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh umat di atas bumi tanpa terkecuali dan mewujudkan perdamaian dunia sesegera mungkin. Itulah Sunda Empire," kata Rangga melalui sambungan telepon, Senin (20/1).
ADVERTISEMENT
Rangga mengatakan, Sunda Empire terdiri atas enam wilayah yang meliputi kawasan Atlantik sebagai pusat ibu kota dunia yang berada di Bandung sebagai titik nol, Sunda Nusantara, Sunda Archipelago, Sunda Eropa, Sunda Pasific, dan Sunda Mainland.

Tak Berkaitan dengan Keraton Agung Sejagat

Raja dan Keraton Agung Sejagad, Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat dan Raty, Kanjeng Ratu Dyah Gitarja. Foto: Dok. Istimewa
Keberadaan Sunda Empire menyeruak ke publik setelah ramai pemberitaan Keraton Agung Sejagat pimpinan Toto Santoso di Purworejo. Meski demikian, Rangga menegaskan tak ada hubungannya Sunda Empire dengan Keraton Agung Sejagat.
Rangga mengatakan, sistem Keraton Agung Sejagat berbeda dengan sistem yang dianut Sunda Empire.
"Saya tegaskan lagi persoalan kaitannya Sunda Empire tidak kaitannya dengan persoalan keterkaitan dengan yang dilakukan oleh saudara Totok Santoso. Tidak ada sama sekali kaitannya karena apa yang dilakukan saudara Totok itu di luar dari sebuah sistem tatanan dari pada Sunda Empire," kata Rangga.
HRH Ki Ageng Ranggasasana. Foto: Dok. Istimewa
Dalam pemahaman yang dianut Rangga, setelah perang dunia kedua, tidak ada kerajaan yang berdiri tanpa izin dari Sunda Empire melalui kelompok 'Panitia 17'. Dia pun mempertanyakan tanah yang dimiliki Keraton Agung Sejagat.
ADVERTISEMENT
"Kalau Keraton Agung itu tadi punya wilayah, enggak? Punya tanah, enggak? Kedua, Sunda Empire tidak mengizinkan siapa pun mendirikan atas negara ataupun pemerintahan tanpa izin Sunda Empire. Dia di luar sistem kita," lanjut dia.
Namun, Rangga mengakui Toto pernah diundang datang ke Sunda Empire. Dia menduga Toto mendapatkan sedikit ilmu dari pertemuan tersebut dan mendirikan Keraton Agung Sejagat. Dia menilai perbuatan Totok sebagai kesalahan dan mengutuk perbuatan tersebut agar diberi sanksi yang setimpal oleh polisi.

NKRI Menumpang ke Sunda Empire

Sunda Empire. Foto: Youtube/Sunda Empire
Rangga menyebut Sunda Empire adalah bagian NKRI, namun NKRI juga menjadi bagian Sunda Empire. Rangga mengatakan, NKRI yang sebenarnya menjadi bagian dari Sunda Empire. Ia menjelaskan Sunda Empire adalah pemilik seluruh tanah yang ada di dunia, termasuk NKRI.
ADVERTISEMENT
"Anda tahu NKRI numpang ke siapa yang punya milik? Tanahnya, tanah Sunda Empire. Ini sedunia bukan hanya NKRI saja, numpang semuanya," terangnya dia.
Rangga mengatakan, Sunda Empire merupakan induk dari tatanan dunia yang menyebabkan adanya negara.
Ia mengklaim sebenarnya ada sertifikat dunia yang tidak pernah berpindah tangan atau dijual kepada siapa pun sejak zaman Alexander The Great atau Alexander Agung hingga Cleopatra VII.
Halaman Isola Kampus UPI yang Jadi Tempat Sunda Empire Adakan Kegiatannya. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Kemudian, sambung Rangga, sertifikat itu diturunkan di Indonesia melalui Kerajaan Tarumanegara hingga Kerajaan Pajajaran atau yang kini disebutnya Sunda Empire dan dipimpin Prabu Siliwangi yang bergelar Maharaja atau raja dari segala raja di dunia.
Menurut Rangga, ketika Perang Dunia II terdapat pinjaman berupa tanah kepada negara di dunia. Namun demikian, jelas Rangga, pinjaman itu berakhir ketika bom atom meledak di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, sehingga tidak ada negara atau kerajaan yang berdiri di dunia selain Sunda Empire.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, pemberian pinjaman atas tanah akan berakhir pada Agustus 2020 mendatang. Sehingga negara di dunia mesti melakukan semacam daftar ulang kepada Sunda Empire.

Ogah Disebut Stres dan Minta Presiden Tak Ikut Campur

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Emil sempat angkat suara terkait keberadaan Sunda Empire. Ia menyebut anggota Sunda Empire merupakan sekelompok orang stres.
Rangga mengaku geram atas pernyataan itu dan meminta Emil jangan menjadi provokator.
"Jangan menjadi provokator, jangan seperti pejabat-pejabat yang bodoh seperti Gubernur Jawa Barat itu, ya," kata Rangga melalui sambungan telepon, Senin (20/1).
Bahkan menurut Rangga, Presiden Indonesia juga tak boleh berpendapat dan ikut campur soal politik Sunda Empire.
"Tidak boleh pejabat manapun, sekalipun Presiden Republik Indonesia menyampaikan atas omongannya sembarangan kalau hal-hal menyangkut politik, ya. Karena ini menyangkut soal internasional," terangnya.
HRH Ki Ageng Ranggasasana. Foto: Dok. Istimewa
Rangga mengatakan, pejabat di Indonesia harus berhati-hati karena perkataannya berkaitan dengan kepercayaan internasional. Sebab menurutnya, Sunda Empire merupakan lembaga tingkat dunia yang telah mendapatkan pengakuan dari sejumlah negara di dunia.
ADVERTISEMENT
"Saya ingatkan juga jadi siapa pun pejabat di Republik Indonesia karena untuk menyangkut kepercayaan internasional maka berhati-hati atas pesan tatanan perjalanannya Sunda Empire," tegas Rangga.

Pejabat Sunda Empire Tak Diimingi Uang

Sunda Empire. Foto: Youtube/Sunda Empire
Terkait orang-orang berseragam yang marak tampil di media sosial, Rangga mengatakan, mereka adalah pejabat-pejabat yang berjuang memajukan Sunda Empire. Dia menegaskan, mereka mengajukan diri menjadi pejabat tanpa iming-iming uang.
"Soal uang enggak ada dan berkaitan dengan dana itu enggak ada sama sekali. Berkaitan pada persoalan menyangkut cara rekrutmen pada mereka, ya mereka mengajukan diri, tidak kita mempromosikan pada mereka. Mereka mengajukan diri untuk pada posisi mereka," kata dia.
Rangga mengatakan, usai mengajukan diri, calon pejabat Sunda Empire akan diproses oleh Grand Prime Minister atau Perdana Menteri Dunia yang dijabat oleh seseorang bernama Nasri Banks.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, proses pengangkatan dilakukan oleh Nasri. Diketahui, Nasri merupakan pria berkumis tebal yang acap kali terlihat di video yang tersebar di media sosial.
Rangga, orang-orang yang telah mengajukan diri dijadikan sebagai pejabat dan menempati berbagai bidang seperti sipil, tentara, bahkan polisi yang didasarkan atas catatan dari Pentagon.
"Jadi itu (Nasri) yang mengangkat tatanannya. Nah itu mereka mengajukan yang jadikan pejabatnya. Dan itu dibagi-bagi ada yang di sipil, tentara, polisi. Itu berdasarkan tatanan catatan Pentagon," kata dia.
Rangga menyebut anggota Sunda Empire meliputi negara-negara di berbagai belahan dunia. Jumlahnya sekitar 196 negara. Tak ada kriteria tertentu untuk menjadi anggota Sunda Empire.