news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

KNKT Butuh 3 Bulan Hingga Satu Tahun Ungkap Penyebab Tenggelamnya KMP Yunicee

1 Juli 2021 19:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Angkatan Laut (KAL) Rajegwesi melakukan pencarian melakukan pencarian KMP Yunicee yang tenggelam di Selat Bali terlihat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (30/6/2021). Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Angkatan Laut (KAL) Rajegwesi melakukan pencarian melakukan pencarian KMP Yunicee yang tenggelam di Selat Bali terlihat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (30/6/2021). Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab tenggelamnya KMP Yunicee di perairan Selat Bali pada Selasa (29/6) malam.
ADVERTISEMENT
Investigator KNKT, Bambang Irawan, mengatakan setidaknya membutuhkan tiga bulan untuk menemukan penyebab tenggelamanya kapal. Akan tetapi hal itu bisa saja makan waktu satu tahun.
"Paling cepat 3 bulan. Bisa sampai 6 bulan hingga satu tahun. Tergantung dari analisis data yang berhasil kita kumpulkan," ujar Bambang, Kamis (1/7).
Untuk saat ini, KNKT masih fokus pada pengumpulan data, baik keterangan dari penyedia kapal, nakhoda, ABK, maupun penumpang dan pihak-pihak terkait lainnya.
Bambang Irawan, Investigator KNKT di Ketapang Banyuwangi. Foto: Dok. Istimewa
"Termasuk juga akan kita cek riwayat perawatan kapal tersebut. Bagaimana kondisi terakhir kapal, itu semua ada dokumennya. Kita upayakan dalam sebulan ini sudah terkumpul semua," imbuhnya.
Bambang menegaskan posisi KNKT dalam hal ini murni untuk mencari penyebab kecelakaan kapal tersebut agar tak terulang di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita tidak berbicara masalah sanksi, hukum, maupun tuntutan asuransi. Kita mencari penyebab agar kecelakaan serupa tidak terjadi lagi di seluruh wilayah Indonesia," tegasnya.
"Ini demi keselamatan awak kapal dan penumpang. Penumpang ini menjadi prioritas karena mereka ini kapal penyerangan," imbuhnya.

TSDP Akui Banyak 'Penumpang Gelap'

Sementara Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan (TSDP) Ditjen Perhubungan Darat, Cucu Mulyana, mengakui adanya penumpang gelap yang tak masuk dalam daftar manifes.
“Bisa jadi, kondisi sekarang kendaraan yang menyeberang itu isi atau kosong kan sama. Kita akan analisis lebih jauh. Apakah setiap penumpang wajib membeli tiket, kita akan membedakan lagi. Tidak menyamakan lagi,” kata Cucu.
Tak hanya itu, para pegawai TSDP biasanya juga menumpang kapal penyerangan saat pergi atau pulang dari kerja.
ADVERTISEMENT
“Misalnya petugas TSDP, rumahnya kan banyak di sini di ketapang. Dia bertugasnya di Gilimanuk. Dia masuk kapal termasuk SAB (Surat Angkutan Bebas), karena sudah biasa keluar masuk. Ini salah satu bentuk pembenahan semuanya harus masuk manifes,” tutupnya.
Pantauan di lapangan, Polda Bali melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak terkait tenggelamnya KMP Yunicee di KP3 Tanjungwangi. Mereka yang diperiksa di antaranya nakhoda kapal, kru kapal, hingga BPTD (Badan Pengelola Transportasi Darat) XI Jawa Timur.
“Ini saya masih diperiksa di Polsek KP3 Ketapang oleh Satpolairud Bali” kata Kepala BPTD XI Jatim, Rocky Surentu.