KNKT: Sriwijaya Air Terbang Setinggi 10.900 Kaki, Autopilot Tak Aktif Lalu Jatuh

10 Februari 2021 14:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah serpihan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Dermaga EX JICT II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (20/1). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah serpihan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Dermaga EX JICT II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (20/1). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan laporan pendahulu soal jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 9 Februari 2021. Sejumlah data disampaikan KNKT termasuk kondisi pesawat sejak lepas landas sampai akhirnya jatuh.
ADVERTISEMENT
Kepala Sub Komite Investigasi Keselamatan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo mengatakan, Sriwijaya Air lepas landas dari Bandara Soetta pada pukul 14.36 WIB. Pilot pesawat mengambil jalur keberangkatan yang disebut dengan ABASA 2D.
"FDR mencatat ketinggian pesawat pada 1.980 kaki autopilot aktif," kata Nurcahyo dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/2).
"Naik ketinggian 8.100 kaki throttle kiri mesin bergerak mundur dan putaran mesin berkurang sedangkan sebelah kanan tetap," tambah dia.
Prajurit TNI AL membawa serpihan bagian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 saat operasi SAR, di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (15/1). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Kemudian, 2 menit setelah terbang, pilot meminta izin ke ATC untuk berbelok 75 derajat dengan alasan cuaca. ATC memberi izin.
ATC yang mengetahui ada pesawat lain dengan tujuan yang sama akan melintas. Karena itu, ATC meminta Sriwijaya Air untuk berhenti naik sampai ke ketinggian 11 ribu kaki.
ADVERTISEMENT
"Lalu pada pukul 14.39.47 WIB, pesawat yang melewati ketinggian 10.600 kaki. pesawat berbelok ke 46 derajat belok kiri. Tuas pengatur kiri bergerak mundur, kanan tetap," lanjut dia.
ATC lalu memberi instruksi kepada SJ 182 untuk naik ke ketinggian 13 ribu. Lalu dijawab pilot pada 14.39.59.
"Ini rekaman terakhir yang terekam di ATC," tutur dia.
Nurcahyo Utomo, Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Dari data FDR, pada 14.40.05 WIB, pesawat terekam berada pada ketinggian 10.900 kaki. setelah ketinggian ini, pesawat turun tapi posisi hidung pesawat masih menghadap ke atas.
"Ketinggian tertinggi pesawat 10.900 kaki. Setelah ketinggian ini pesawat turun, autopilot tidak aktif arah pesawat 16 derajat, sikap pesawat hidungnya naik miring ke kiri. Tuas pengatur mesin kiri mundur kecepatan berkurang, tuas kanan tetap," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Tak lama kemudian, tepatnya pada 14.40.10 WIB, catatan FDR, autothrottle tidak aktif. Pesawat lalu berubah posisi menjadi menunduk.
"20 detik kemudian FDR berhenti merekam," ucap dia.
Preliminary Report KNKT memang tidak menyajikan data kesimpulan. Dalam laporan ini hanya menunjukkan data-data yang berhasil dikumpulkan selama satu bulan proses investigasi.
Sampai saat ini, CVR Sriwijaya Air juga belum ditemukan.