Koalisi Masyarakat Gelar Renungan untuk 5 Korban Jiwa Demo Ricuh

11 Oktober 2019 22:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi malam renungan dan doa bersama mengenang 5 korban kerusuhan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aksi malam renungan dan doa bersama mengenang 5 korban kerusuhan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Koalisi Masyarakat menggelar acara malam renungan dan doa bersama di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (11/10). Renungan itu ditujukan bagi lima orang korban jiwa dalam kericuhan demo menolak revisi UU KPK dan RUU kontroversial lainnya.
ADVERTISEMENT
Kelima korban itu yakni Bagus Putra Mahendra, Randy, Maulana Suryadi, Yusuf Kardawi, dan Akbar Alamsyah. Acara renungan dimulai sekitar pukul 19.50 WIB.
Para peserta renungan membawa lilin dan foto kelima korban. Foto-foto itu dipajang dan dihiasi beberapa lilin.
Acara dibuka dengan renungan yang disampaikan salah seorang perwakilan dari koalisi. Mereka menyayangkan adanya korban yang jatuh dalam aksi mahasiswa dan masyarakat tersebut.
Aksi malam renungan dan doa bersama mengenang 5 korban kerusuhan mahasiswa. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Malam renungan pun berlanjut dengan lantunan doa dan selawat oleh salah seorang pemuka agama. Acara pun diakhiri pembacaan puisi.
Ditemui usai acara, peneliti ICW Tibiko Zabar mengatakan aksi ini sebagai bentuk kepedulian kepada para korban.
"Kita semua di sini berkumpul tak lain tak bukan adalah bentuk kepedulian kita, bentuk solidaritas kami yang ada di Jakarta, yang ada diwakili teman-teman seluruh Indonesia, yang kita semua sama-sama turun, kita sama-sama berjuang kembalikan mewujudkan keadilan masyarakat," ungkap Tibiko saat ditemui di lokasi.
ADVERTISEMENT
Alasan pemilihan lokasi di gedung merah putih KPK, menurut Tibiko bukan tanpa alasan. Menurutnya gedung KPK kini telah menjadi rumah bersama, terutama mereka yang masih peduli akan adanya keadilan.
"Kenapa kami hadir di sini, KPK kami anggap sebagai rumah bersama, KPK dianggap sebagai rumah publik yang juga mewakili apa yang dilakukan, diekspresikan oleh teman-teman mahasiswa di seluruh daerah," ucap Tibiko.
Aksi malam renungan dan doa bersama mengenang 5 korban kerusuhan mahasiswa. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Senada dengan Tibiko, Direktur Eksekutif Walhi Khalisah Khalid menyayangkan masih digunakannya kekerasan oleh aparat dalam menangani aksi demo massa. Menurutnya, massa aksi yang saat itu mayoritas diisi oleh pelajar dan mahasiswa, seluruhnya bergerak untuk menyuarakan keinginan masyarakat.
"Kita masih menghadapi fakta-fakta di mana kekerasan masih menjadi panglima, ketika penguasa berhadapan dengan masyarakat yang memperjuangkan hak-hak, termasuk mahasiswa dan pelajar yang pada momentum yang lalu telah bersatu untuk sama-sama memperjuangkan hak rakyat," kata Khalisah.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Khalisah menuturkan perjuangan dalam mewujudkan demokrasi jelas tak boleh berhenti.
"Seharusnya ini tidak perlu terjadi, tapi kami meyakini bahwa pengorbanan dari demokrasi ini tidak boleh berhenti. Dia harus tetap hidup dan dilanjutkan perjuangannya oleh kawan-kawan pahlawan demokrasi," kata Khalisah.
Dalam acara itu turut hadir pula Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo, penyidik senior KPK Novel Baswedan, serta juru bicara KPK Febri Diansyah.