Komisi D DKI soal Mayoritas Tiket Formula E Dibeli WNA: Lumrah, Sasaran Pehobi

20 Mei 2022 16:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Komisi D bidang pembangunan DPRD DKI Jakarta, Syarif, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (9/3).
 Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Komisi D bidang pembangunan DPRD DKI Jakarta, Syarif, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (9/3). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Syarif, mengatakan bahwa fenomena pembeli tiket Formula E Yang didominasi oleh Warga Negara Asing adalah suatu hal yang lumrah.
ADVERTISEMENT
Sebab menurut Syarif, ajang balap Formula E ini memang ditujukan untuk penikmat dan penggemar otomotif, khususnya mobil listrik yang memang lebih didominasi oleh warga negara asing.
“Menurut saya sih lumrah saja karena itu kebanyakan kelompok-kelompok hobi dan dia bisa nonton, jadinya yang pesan itu ludes yang VIP,” kata Syarif saat dihubungi oleh wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (20/5).
Foto udara Sirkuit Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) atau Formula E di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
Dari keseluruhan tiket yang sudah terjual, ada sebanyak 21,2 persen pembeli yang berasal dari dalam negeri.
Indonesia memang negara dengan persentase pembeli terbesar sejauh ini. Dilanjutkan dengan Warga Negara Jepang dan Australia sebesar 9,1 persen lalu Italia, Inggris, Filipina dan India sebesar 6,1 persen.
Dari keseluruhan kelas tiket yang dijual, Panitia Formula E mengatakan tiket untuk kelas VIP yang dijual seharga Rp 2.000.000 sampai Rp 3.000.000 bahkan sudah habis terjual.
ADVERTISEMENT
“Karena kan yang disasar kelompok hobi, minat,” kata Syarif.
Persentase pembeli tiket Formula E dari berbagai negara. Foto: Haya Syahira/kumparan
Jika dibandingkan dengan balapan mobil lain seperti Formula 1, Formula E memang bisa dikatakan sebagai ajang balapan baru. Formula E sendiri baru digelar untuk pertama kalinya di Beijing, China pada 2014 lalu.
Hal ini lah yang menjadikan ajang Formula E ini memang belum dikenal oleh masyarakat luas kecuali memang kelompok yang punya minat dalam bidang tersebut.
“Apa lagi di dalam negeri Formula E tidak segelegar F1 gitu ya,“ jelas Syarif.