Komisi I soal Prabowo ke AS: Selama Ini Alutsista dari Eropa-Rusia, Harus Imbang

15 Oktober 2020 14:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menhan AS Mark T Esper berbincang dengan Menhan Prabowo dalam sebuah acara di Bangkok, 20 Agustus 2020. Foto: Twitter/@EsperDoD
zoom-in-whitePerbesar
Menhan AS Mark T Esper berbincang dengan Menhan Prabowo dalam sebuah acara di Bangkok, 20 Agustus 2020. Foto: Twitter/@EsperDoD
ADVERTISEMENT
Menhan Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) pada 15-19 Oktober. Anggota Komisi I Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha, mengatakan kehadiran Prabowo ke AS sangat dibutuhkan demi kekuatan pertahanan Indonesia, khususnya dalam pengadaan alutsista.
ADVERTISEMENT
"Kehadiran Menhan RI ke AS sangat dibutuhkan oleh kedua negara terutama untuk kerja sama di bidang alutsista. AS sebagai salah satu produsen alutsista memang sedang membutuhkan Indonesia. Karena selama ini kita membeli alutsista dari negara kawasan Eropa dan Rusia," kata Tamliha dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/10).
"Politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif membutuhkan keseimbangan pembelian dan investasi alutsista dengan AS," sambung dia.
Anggota MPR RI Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Karena itu, Tamliha menyayangkan adanya penolakan sejumlah LSM terkait kunjungan kerja Prabowo ke Negeri Paman Sam itu.
"Kami menyayangkan ada penolakan LSM atas kunjungan Menteri Prabowo ke AS, karena tidak pada tempatnya sejumlah pegiat HAM di Amerika untuk menolak Menhan RI.Sebab jika terjadi deal kerja sama bidang alutsista, maka senjata tersebut tidak akan digunakan militer Indonesia untuk pelanggaran HAM," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Tamliha pun menyakini Amerika membutuhkan Indonesia dalam kerja sama Indo-Pasific, terutama dalam mengantisipasi manuver Tiongkok di Laut Cina Selatan.
"UU TNI yang ada sekarang lebih menjadikan TNI hanya berkutat di bidang pertahanan, sementara tugas keamanan ABRI di zaman Orde Baru telah diberikan kepada Kepolisian. Saya yakin AS membutuhkan Indonesia dalam kerja sama Indo-Pasifik, terutama mengantisipasi manuver Tiongkok di Laut Cina Selatan," kata dia.
"Indonesia memiliki daya tawar yang tinggi dalam konflik di Laut Cina Selatan sebab negara sekutu AS yakni Filipina dan Australia bisa terancam," tandasnya.