Benny K Harman

Komisi III Setuju Buat Tim Usut Kasus Novel: Tak Mungkin Motif Dendam

30 Desember 2019 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RB (depan) dan RM (belakang), dua tersangka penyiram Novel Baswedan di Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (28/12). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
RB (depan) dan RM (belakang), dua tersangka penyiram Novel Baswedan di Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (28/12). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi III DPR Fraksi Demokrat Benny K Harman mendukung usulan Indonesia Corruption Watch (ICW) soal pembentukan tim independen untuk mengawal kasus Novel Baswedan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, polisi telah menangkap RM dan RB, anggota Polri aktif yang terbukti menyiram Novel dengan air keras. Sama seperti ICW, Benny menilai kasus ini harus diusut tim independen demi menghindari konflik kepentingan sesama anggota Polri.
"Presiden harus membentuk tim penyidik untuk menangani mereka yang diduga pelaku dalam kasus Novel baswedan dan tim penyidik ini benar benar independen, transparan dan akuntabel secara hukum," kata Benny kepada kumparan, Senin (30/12).
Benny K Harman. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Jadi, tim independen ini perlu dibentuk. Yang penyidiknya tidak di bawah kepolisian, kalau bisa tim ini langsung di bawah koordinasi Presiden. Karena kalau tidak kan Presiden ini dikibulin terus," sambungnya.
Benny menilai, tim independen penting menjadi bentuk keseriusan Presiden Jokowi dalam menuntaskan kasus Novel. Benny optimistis jika tim pengusut bukan dari Polri hasilnya akan kredibel dan bisa dipercaya.
ADVERTISEMENT
"Pertama, membela KPK, yang kedua untuk mengungkapkan kejahatan yang sepertinya sistematis, karena dilakukan terhadap temen temen di KPK," ujarnya.
"Kalau enggak kan, apa motifnya orang itu (RM dana RB), benar enggak itu, jangan-jangan orang yang disuruh-suruh, itu kan perlu itu. Kalau saya lihat, saya, kok, enggak yakin begitu. Enggak ada soal dendam pribadi, enggak ada itu. Dendam, enggak mungkin," tutur Benny.
Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan hadiri acara Inspiring Talks Dedikasi untuk Negeri di Jakarta, Sabtu (9/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Selain itu, Benny menganggap motif kedua penyerang Novel tak masuk akal. Sebab, hingga kini, motif pelaku belum diketahui persis, RB hanya mengaku tak suka dengan Novel dan menyebut Novel pengkhianat.
"Supaya bisa dipertanggungjawabkan dari segi akal sehat hukum, dan kredibel. Orang-orang yang menjadi penyidik harus memiliki integritas tinggi sehingga hasilnya juga kredibel dan bisa dipercaya. Jangan kayak main-main begitu," tandasnya.
RB, pelaku penyiraman air keras terhadap Penyidik KPK Novel Baswedan dibawa petugas saat tiba di Bareskrim Mabes Polri di Jakarta, Sabtu (28/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Sebelumnya, peneliti ICW Wana Alamsyah mendorong Jokowi untuk membentuk tim independen. Sebab, pelaku adalah anggota Polri, dan kini juga ditangani oleh Polri.
ADVERTISEMENT
"Sejak dari awal kita mendorong adanya tim independen yang dibuat oleh Presiden. Ketika misalkan saat ini sudah diketahui siapa aktornya harusnya Presiden dapat bersikap secara tegas karena kemudian independensi akan menjadi bias apabila kepolisian yang juga menangani kasus tersebut. Sehingga, bentuklah tim independen yang dibuat oleh Presiden apabila Presiden berani," ujar Wana di Kantor ICW, Jakarta (29/12).
Jokowi telah merespons usulan ICW. Namun, Jokowi memberi isyarat tidak lagi dibutuhkan tim untuk kasus Novel.
"Semua mengawasi dari dulu, tam, tim, tam, tim. Ha..ha.. Tim pencari fakta, ya, apa pun, yang paling penting dikawal semua, bareng-bareng mengawal, agar peristiwa itu tidak terulang lagi. Yang paling penting itu," kata Jokowi di Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/12).
ADVERTISEMENT
Jokowi meminta tidak perlu ada kegaduhan sebelum maupun setelah kasus Novel terungkap. Jokowi juga meminta masyarakat memberi kepercayaan kepada Polri.
"Jangan sebelum ketemu, ribut. Setelah ketemu, ribut... Berikanlah polisi kesempatan untuk membuktikan bahwa itu benar-benar pelaku, motifnya apa, semuanya," ujarnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten