Komisi IX Bicara Hari Anak: 1 dari 8 Kasus COVID-19 di RI adalah Anak-anak

23 Juli 2021 10:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksinasi COVID-19 dosis pertama untuk anak binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1 Klender milik Pemprov DKI Jakarta,  Foto: Pemprov DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Vaksinasi COVID-19 dosis pertama untuk anak binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1 Klender milik Pemprov DKI Jakarta, Foto: Pemprov DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
23 Juli selalu diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Namun, peringatan Hari Anak Nasional tahun ini harus dirayakan dalam kondisi pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi IX DPR, Kurniasih Mufidayati, menyoroti masih tingginya angka penularan COVID-19 pada anak. Ia mengatakan, saat ini anak-anak Indonesia menjadi korban pandemi COVID-19. Sebab berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, sebanyak 12,6% anak di Indonesia positif COVID-19.
"Artinya 1 dari 8 kasus COVID-19 di Indonesia adalah anak-anak. Data ini juga dikonfirmasi oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). IDAI juga menyebut case fatality rate untuk pasien anak 3-5% dan paling banyak di dunia. Ini PR pertama yang prioritas dalam waktu dekat," kata Mufida, Jumat (23/7).
Dengan kondisi tersebut, Mufida menyebut gerakan vaksin untuk anak harus terus disosialisasikan lebih masif sebagai salah satu tindakan pencegahan.
Mufida kemudian mengutip data UNICEF terkait laporan level malnutrisi anak Indonesia 2021. Laporan tersebut mengungkapkan persoalan anak Indonesia adalah stunting, obesitas, hingga wasting [kekurangan nutrisi].
ADVERTISEMENT
Dari data tersebut, sebanyak 149,2 juta anak mengalami stunting. Angka itu setara 22% balita di dunia pada 2020 dan jauh dari target pemerintah yang akan menurunkan angka stunting hingga 14%.
Selain itu, ada 45,4 juta anak kekurangan nutrisi [wasting]. UNICEF memprediksi jumlah anak yang terdampak wasting sebetulnya 15% lebih banyak akibat COVID-19. Sementara ada juga 38,9 juta anak mengalami kegemukan [overweight] akibat kebanyakan kalori dan kurangnya aktivitas.
"Ini masalah klasik yang semakin parah sejak pandemi sebab fungsi Posyandu akhirnya tidak berjalan. Pemenuhan gizi yang baik adalah bekal daya tahan tubuh. Sehingga program ini seharusnya tetap bisa berjalan bahkan menjadi salah satu program penanggulangan COVID-19 dengan meningkatkan imunitas anak dengan asupan gizi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, masalah lain anak Indonesia adalah jumlah pekerja anak yang mengalami peningkatan di tiga tahun terakhir, dan kekerasan pada anak juga meningkat selama pandemi. Kekerasan itu berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, eksploitasi, perdagangan orang dan penelantaran.
Kementerian PPPA setidaknya mencatat ada 4.116 kasus kekerasan pada anak pada periode 1 Januari hingga 31 Juli 2020, yang juga terjadi pada saat pandemi COVID-19.
"Apalagi selain persoalan COVID-19, sebenarnya itu adalah masalah klasik yang ternyata belum progres penurunan angka," pungkasnya.