Komisi IX DPR Bersedia Jadi Relawan Uji Klinis Fase 2 Vaksin Nusantara

17 Februari 2021 23:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terawan Agus Putranto saat meninjau persiapan uji klinis fase II vaksin Nusantara di RSUP dr. Kariadi Semarang. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Terawan Agus Putranto saat meninjau persiapan uji klinis fase II vaksin Nusantara di RSUP dr. Kariadi Semarang. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Uji klinis fase 1 vaksin Nusantara yang digagas oleh Terawan Agus Putranto sudah selesai. Komisi IX DPR mengunjungi RS Dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah, untuk mendengarkan pemaparan uji klinis fase 1.
ADVERTISEMENT
Komisi IX DPR antusias dengan pemaparan uji klinis. Wakil Ketua Komisi IX Emanuel Melkiades Laka Lena bahkan mengatakan, seluruh anggota DPR yang hadir saat itu siap ditunjuk menjadi relawan uji klinis fase 2.
"Semua anggota Komisi IX yang hadir bersedia untuk relawan uji klinis fase 2 Vaksin Nusantara," kata Melki dikutip dari Antara, Rabu (17/2).
Anggota Komisi IX yang hadir adalah Abidin Fikri dari PDIP, Darul Siska dari Golkar, Fadholi dari NasDem, Ade Riski Pratama dari Gerindra, dan Nurul Yasin dari PKB.
Berdasarkan pemaparan tim peneliti, Melki mengungkapkan vaksin Nusantara aman untuk semua golongan, termasuk bagi warga yang memiliki penyakit penyerta dan anak-anak.
"Lebih dari 30 orang yang diuji klinis tahap 1 itu hasilnya aman dan tidak menimbulkan efek dan gejala apapun yang membahayakan. Dan penelitian dari antibodinya atau imunogenitas atau kemampuan untuk menghasilkan daya tahan tubuh terhadap COVID-19 itu juga tinggi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Uji klinis dilakukan dengan metode pengambilan sampel darah dari calon penerima vaksin, baru kemudian sampel tersebut diletakkan ke alat khusus untuk kemudian dipertemukan dengan antigen. Sampel darah tadi dibiarkan selama sepekan untuk menghasilkan antibodi sebelum disuntikkan kembali kepada penerima vaksin Nusantara setelah menghasilkan antibodi untuk melawan virus corona.
"Di dalam proses dan darah itu tadi akan menghasilkan semacam antibodi dan vaksin sendiri yang berasal dari orang tersebut," ujarnya.
Melki juga mendorong BPOM segera mengecek hasil temuan dari uji klinis fase 1 vaksin Nusantara. Komisi IX mendorong BPOM tidak hanya menunggu laporan dari setiap tahapan uji klinis, namun turut terlibat memastikan pembuatan vaksin Nusantara tersebut memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku.
ADVERTISEMENT
"Dalam rangka menjaga keamanan dan reputasi dari vaksin ini agar setiap tahapan betul dan memastikan bahwa semua kendala yang dihadapi bisa kami bantu dalam fungsi pengawasan. BPOM juga kami minta tidak hanya menunggu laporan, tapi kalau bisa juga ikut dalam tim ini, jadi bisa diketahui bagaimana semua tahapan dalam pembuatan vaksin ini," jelasnya.
Ia memastikan Komisi IX akan mengawal pengembangan vaksin Nusantara. Apalagi vaksin ini dibuat secara personal dan merupakan buatan anak bangsa.
"Kalau misalnya data dari tim peneliti setelah dicek lebih lanjut oleh BPOM memenuhi ketentuan pembuatan vaksin yang aman dan berkhasiat, maka bangsa Indonesia bisa merayakan dengan suka cita temuan ini. Kita harus bersyukur anak bangsa mampu membuat vaksin seperti ini," pungkasnya.
ADVERTISEMENT