Komisi IX DPR: Corona RI Tertinggi di Asia Tenggara Harus Jadi Cambuk Pemerintah

17 Oktober 2020 10:54 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi positif terkena virus corona.
 Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kasus positif corona di Indonesia terus meningkat dan menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara, menyalip Filipina. Menanggapi itu, Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetyani mengatakan seharusnya penurunan kasus di Filipina menjadi cambuk bagi pemerintah untuk menangani COVID-19 lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Seharusnya kebijakan penanganan dan pencapaian penurunan kasus di Filipina menjadi cambuk bagi pemerintah Indonesia," kata Netty saat dihubungi, Sabtu (17/10).
Terlebih, kata dia, sejumlah negara di Asia Tenggara lainnya juga telah menunjukkan komitmen dalam penanganan COVID-19. Sehingga mampu menurunkan jumlah kasus dengan baik.
"Komitmen pemerintah negara lain di ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, termasuk Filipina yang sungguh-sungguh dengan menginvestasikan banyak resources dalam penanganan COVID-19 mampu menurunkan kurva pandemi di negaranya. Tentu saja, negara lain pun masih terus berjuang dan tidak berhenti berjibaku melawan COVID-19," ucap dia.
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Netty Prasetyani. Foto: Dok. Pribadi
Wakil Ketua Fraksi PKS itu meminta pemerintah belajar dari kesuksesan negara lain dalam menghadapi corona. Seperti ketegasan pemerintah, testing dan tracing, hingga pengadaan anggaran COVID-19. Dia mengingatkan pemerintah untuk tidak membuat kebijakan yang sekadar gimik dan membuat masyarakat bingung.
ADVERTISEMENT
"Nah, tantangan yang harus dijawab oleh Pemerintah adalah buat masyarakat percaya bahwa kebijakan penanganan pandemi ini on the track dan tidak dipenuhi oleh gimmick yang membuat masyarakat bingung," ujarnya.
Istri mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan itu pun meminta pemerintah mampu belajar dari penanganan corona di Filipina yang terus meningkatkan upaya testing dan tracing.
"Terlepas dari kontroversi kepemimpinan pemerintah Filipina, tak ada salahnya pemerintah Indonesia harus belajar bagaimana mereka menerapkan kebijakan peningkatan 3T (testing, tracing, treatment) yang akseleratif serta memfokuskan anggaran penanganan COVID-19," tandas dia.
Mengutip situs worldometers.info, per 15 Oktober 2020, total kasus corona di Indonesia ialah 353.461. Sementara kasus di Filipina 351.750.
Dengan angka itu, Indonesia menempati urutan 19 negara di dunia. Sekaligus tertinggi di antara negara Asia Tenggara lain.
ADVERTISEMENT