Komisi IX DPR Desak Pemerintah Ungkap Peta Penyebaran Corona

4 April 2020 11:01 WIB
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisi IX mendesak pemerintah untuk mengungkap peta sebaran kasus positif corona di Indonesia. Anggota Komisi IX Fraksi PAN Saleh Daulay menyebut, masyarakat perlu mengetahui peta penyebaran virus untuk memutus rantai penyebaran. Apalagi, data terakhir terdapat 1.986 kasus di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Saya mendesak agar pemerintah memaparkan dan mempublikasikan peta persebaran virus corona. Masyarakat dinilai sangat perlu mengetahui peta persebaran itu," kata Saleh dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/4).
“Kita hanya diberi data provinsi A jumlah yang positifnya sekian, provinsi B sekian, dan seterusnya. Sementara, pergerakan dan data-data orang yang ODP dan PDP tidak diketahui. Padahal, mereka yang status ODP dan PDP ini sangat penting untuk dijaga dan diwaspadai," lanjut dia.
Saleh Partaonan Daulay, Anggota Komisi IX DPR RI. Foto: ANTARA/Dewanto Samodro
Terlebih, Ketua DPP PAN itu menuturkan, Badan Intelijen Negara (BIN) mengungkapkan, kemungkinan puncak pandemi corona akan terjadi pada bulan Juli yang diprediksi mencapai 106.287 kasus. Dia pun meminta pemerintah segera membuka peta penyebaran untuk penanganan yang lebih cepat.
"Peta persebaran virus ini harus segera dibuat. Saat ini, kita berburu dengan waktu. Apalagi, menurut prediksi BIN, puncak penyebaran virus corona pada bulan Juli akan tercatat 106.287 kasus. Kita harus bekerja keras agar prediksi ini tidak terjadi," kata dia.
ADVERTISEMENT
Terlebih, kata dia, menurut IDI membuka data pasien virus corona bukan berarti membuka rahasia medisnya. Hal itu, bertujuan untuk menjaga kesehatan publik secara luas.
Warga melintas di depan mural Lawan Corona di Jalan Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
"Lagian, kalau berkaca pada pendapat PB IDI, lebih terbuka lagi. Menurut IDI, membuka identitas pasien COVID-19 tidak membuka rahasia medis. Bahkan, nama dan alamatnya pun boleh dibuka. Apalagi ini dimaksudkan untuk menjaga kepentingan kesehatan publik," ucap Saleh.
Lebih lanjut, menurut Saleh, meskipun pemerintah memiliki sejumlah strategi penanganan virus corona, tak akan berjalan efektif apabila tidak memiliki peta penyebaran.
"Andaikata kita punya perlengkapan terbaik sekalipun, tanpa peta rasanya agak sulit untuk bergerak. Ibarat perang, zona tempurnya harus jelas. Karena ini pakai konsep pertahanan rakyat semesta, masyarakat harus dilibatkan secara aktif," tutup Saleh.
ADVERTISEMENT
***********************
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!