Komisioner Baru KPU Kaji Penyederhanaan Surat Suara: Masih Trial and Error

22 Maret 2022 14:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner KPU RI 2022-2027 Betty Epsilon Idroos. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner KPU RI 2022-2027 Betty Epsilon Idroos. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisioner baru KPU RI periode 2022-2027, Betty Epsilon Idroos, menjadi salah satu peserta dalam simulasi pencoblosan Pemilu 2024 di kantor KPU RI, Selasa (22/3).
ADVERTISEMENT
Ada dua simulasi yang dilakukan KPU pada hari ini, yakni menggunakan surat suara yang disederhanakan menjadi 3 surat suara dan 2 surat suara. Pada Pemilu 2019 ada 5 surat suara.
Simulasi 3 surat suara yakni:
1. Pilpres dan DPR RI
2. DPD RI
3. DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Sedangkan simulasi 2 surat suara yakni:
1. Pilpres, DPR RI dan DPD
2. DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Simulasi pemungutan suara di halaman KPU RI, Jakarta, Selasa (22/3/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Betty mengapresiasi simulasi penyederhaaan surat suara ini. Namun, ia belum bisa memastikan apakah penerapan 3 atau 2 surat suara ini akan diterapkan dalam Pemilu 2024 mendatang.
“Kalau ini masih simulasi, ini masih trial and error, ini perlu dipelajari,” kata Betty.
“Ketentuan yang berlaku masih UU 7/2017 sebagai upaya melakukan kemudahan memberi suara, tentu ini kita apresiasi,” tambah dia.
ADVERTISEMENT
Betty yang masih menjabat Ketua KPU DKI Jakarta ini menuturkan, ada beberapa hal yang akan dikaji oleh para komisioner baru KPU yang akan dilantik 12 April itu.
“Tapi apakah mempengaruhi jenis pemilihan, pemilih tetap, pindahan dan khusus itu tentu menjadi hal yang harus dipelajari,” ucap Betty.
Lebih lanjut, Betty mengatakan dari dua simulasi ini, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun, ia menyebut simulasi 2 surat suara lebih efisien dibanding 3 surat suara.
“Kalau yang di sini sebenarnya sih surat suara yang ada plus minusnya. Menurut saya tergantung orangnya masing-masing,” kata Betty.
“Tapi apakah bisa diproduksi untuk pemilu 2024, tergantung pada UU yang berlaku,” tutup dia.
Simulasi 1: Surat suara model DPD RI. Foto: Fadjar Hadi/kumparan