Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Komnas HAM: Peristiwa di KM 50 Tak Terjadi Jika Tidak Ada Aksi Heroik Pengawal
8 Januari 2021 18:25 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Komnas HAM sampai pada satu kesimpulan bahwa bisa saja 6 pengawal Habib Rizieq tersebut hingga hari ini masih hidup jika mereka tidak memilih bersikap heroik.
"Pada konteks ini terjadi, ini tidak akan terjadi kalau tidak ada yang menunggu, ini bukan lahir dari skenario perintah, pembuntutan ini bisa selesai kalau tidak ada heroisme atau ditunggu. Namanya dibuntuti ya ditinggal saja," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam saat konferensi pers di Gedung Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/1).
Choirul sampai pada kesimpulan ini setelah melalui beberapa klarifikasi fakta baik dari ahli, polisi, dan para saksi FPI . Rombongan Rizieq sebetulnya sudah bisa melaju bebas saat mereka turun dari Tol Layang Cikampek dan masuk ke Karawang.
ADVERTISEMENT
Hanya ada 2 pengawal yang memperlambat laju dan berupaya menghalangi para pembuntutnya.
"Itu menurut kami satu standing yang cukup penting. Peristiwa KM 50 tidak terjadi kalau di titik-titik tadi tidak ditunggu," ucap Choirul.
Ia juga sampai pada satu kesimpulan bahwa gesekan memang sengaja dibuat oleh para pengawal Rizieq. Dalam konteks ini, psikolog forensik yang meneliti rekam percakapan para pengawal juga mengemukakan, para pengawal memang berniat untuk melawan.
Pasalnya, jika polisi benar-benar ingin menghabisi para pengawal, tentu tindakan menembak pengawal ini bisa dilakukan di tempat yang lebih tersembunyi.
"Kami perlu memanggil ahli psikologi forensik, ini baseline nya adalah baseline fighting, heroisme. Jadi kalau tidak ada yang menunggu, maka tidak ada peristiwa KM 50. Kalau ada niat yang lain, kenapa enggak di titik Sentul? di Jembatan Layang?" kata Choirul.
ADVERTISEMENT