news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Komnas KIPI: Guru SMP Wafat Usai Divaksin di Sultra Diskrining Sesuai Panduan

23 Mei 2021 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr. Hinky Hindra Irawan Satari. Foto: Facebook/@RumahSakitPondokIndah
zoom-in-whitePerbesar
dr. Hinky Hindra Irawan Satari. Foto: Facebook/@RumahSakitPondokIndah
ADVERTISEMENT
Seorang guru SMP di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, bernama La Hinu meninggal dunia setelah disuntik vaksin COVID-19, Kamis (20/5). Ia diketahui berusia 59 tahun dan memiliki riwayat diabetes.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal ini, Ketua Komnas KIPI Prof. Hindra Irawan Satari memastikan La Hinu sudah melewati proses skrining sesuai panduan. Kematiannya diduga bukan disebabkan vaksinasi.
"Diabetes dapat mengakibatkan kematian tanpa atau melalui skrining, dengan atau tanpa vaksinasi. Skrining sudah dilakukan sesuai panduan. Namun, karena istilahnya skrining, maka tidak semua keadaan dapat dideteksi," kata Hindra kepada kumparan, Minggu (20/5).
"Menurut Ketua Satgas COVID-19 Sultra, wafat bukan disebabkan vaksinasi," imbuh dia.
Lebih lanjut, Hindra menerangkan sebetulnya orang dengan diabetes, meski tidak terkontrol, tak akan kenapa-kenapa setelah divaksin.
Namun, vaksinasi ditujukan bagi orang sehat. Sehingga proses skrining dilakukan untuk memastikan peserta vaksinasi sehat.
"[Meski tidak terkontrol] biasanya tidak terjadi apa-apa. [Tetapi] vaksin adalah upaya pencegahan, jadi direkomendasikan untuk diberikan pada orang sehat. Salah satu upaya menentukan sehat adalah dengan skrining," paparnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, pihak Komnas KIPI tetap akan melakukan audit untuk memastikan penyebab kematian La Hinu. Komnas akan rapat Senin (24/5) besok, bersama Komda Sultra.
"Komda Sultra dan Komnas akan audit bersama besok jam 13.00 WIB secara online," jelas Hindra.
Sebelumnya, anak La Hinu, Rahmat Hidayat, mengatakan korban divaksin dengan vaksin Sinovac di SMPN 1 Kota Baubau tempatnya mengajar. La Hinu dalam kondisi baik-baik saja saat tiba di rumah Usai menjalani vaksinasi, namun selang beberapa jam kemudian tidak sadarkan diri.
“Usai divaksin, tiga atau empat jam bapak sudah tak sadarkan diri, dibawa di rumah sakit, kata dokter denyut jantung sudah tidak ada,” kata Rahmat kepada wartawan.
“Pulang sekolah bapak kondisinya baik dan minta makan juga, dan istirahat. Saat istirahat tiba-tiba sesak nafas, batuk, kemudian tidak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Pihak keluarga menyesalkan tindakan tim medis yang memvaksinasi La Hinu, padahal ia memiliki riwayat penyakit diabetes yang diidap selama 15 tahun terakhir ini. Rahmat mempertanyakan apakah prosedur skrining La Hinu sebelum divaksin sudah benar.
Sementara itu, juru bicara Gugus Tugas COVID-19 Kota Baubau, Lukman mengatakan, almarhum La Hinu telah menjalani proses skrining sebelum divaksin.
"Yang bersangkutan (La Hinu) menandatangani persetujuan pemberian vaksinasi dan pos vaksinasi melakukan pemantauan 20 sampai 30 menit, tidak ada kejadian yang ikutan yang dilaporkan," ungkap Lukman.
Lukman menyebut kadar gula La Hinu terkontrol saat diskrining. Ia pun membantah bahwa kematian La Hinu ini diakibatkan oleh vaksinasi COVID-19 yang dijalani.