Komnas KIPI: Sudah Divaksinasi Jangan Merasa Gagah Hadapi Corona, Tetap Prokes

22 Februari 2021 18:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksinator menyuntikan vaksin COVID-19 Sinovac dosis kedua kepada tenaga kesehatan saat Gebyar Vaksin COVID-19 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/2/2021). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Vaksinator menyuntikan vaksin COVID-19 Sinovac dosis kedua kepada tenaga kesehatan saat Gebyar Vaksin COVID-19 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/2/2021). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) meminta masyarakat yang telah disuntik vaksin corona untuk tetap menaati protokol kesehatan (prokes). Terlebih jika baru menerima dosis pertama.
ADVERTISEMENT
Ketua Komnas KIPI, Prof Hindra, menjelaskan, vaksin yang baru diberikan sekali hanya memicu sedikit antibodi, sehingga masih rawan terpapar corona.
"Jadi meskipun sudah divaksinasi, dalam 2 pekan ke depan masih teramat rawan apabila terpapar. Setelah vaksinasi ke-2 itu optimalnya 2 minggu lebih cepat, optimalnya 28 hari," kata Hindra, dalam diskusi virtual di channel Youtube Kemenkes, Senin (22/2).
Sejumlah penumpang menggunakan masker dan duduk berjarak di dalam gerbong KRL Commuter Line, Stasiun Bogor, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Ia mengatakan, prokes 3M yakni menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan, masih terus dianjurkan dan ditaati.
"Kalau enggak, kalau kita lengah dan tidak hati-hati, yang menularkan ke manusia. Kalau manusia masih hilir mudik, kita masih berisiko terpapar. Jadi vaksinasi tidak menjamin 100 persen, tapi upaya tambahan untuk menghindari terpapar," kata dia.
Presiden Joko Widodo tinjau vaksinasi di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Foto: Dok. Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
Hindra mengatakan, setelah suntikan dosis kedua pun masyarakat tak boleh lengah. Sebab, apabila terkena sakit dan ada gangguan kesehatan di lingkungannya, maka ada potensi terjangkit corona.
ADVERTISEMENT
"Kalau sakitnya itu harus ada gangguan keseimbangan dari virus, keganasan dan lingkungannya. Kalau lingkungan terganggu kita rawan terkena," kata dia.
"Sekarang kita tambah imunisasi sehingga tak menularkan ke orang tua, pasangan, anak atau cucu kita," pungkasnya.
Infografik alasan vaksinasi corona harus 2 kali. Foto: Tim Kreatif kumparan