Komunitas LGBTQ+ Lawan Pembongkaran di Pantai New York

12 Oktober 2022 18:54 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi LGBT. Foto: lazyllama/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi LGBT. Foto: lazyllama/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pengunjung pantai dari komunitas LGBTQ+ tengah melawan rencana pembongkaran Rumah Sakit Pantai Neponsit di Taman Jacob Riis di Semenanjung Rockaway, Kota New York, Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Rumah sakit tuberkulosis itu telah lama dikosongkan sejak 1998. Fasilitas kesehatan tersebut juga sempat menjadi panti jompo sebelum ditinggalkan. Otoritas rumah sakit lantas akan meruntuhkan tiga bangunan di lokasi. Tanah tersebut kemudian akan diserahkan kepada Departemen Taman dan Rekreasi (DPR).
Pihaknya akan mengubah area itu menjadi taman dengan ruang untuk penjaga pantai dan tempat parkir. Pihak berwenang akan merampungkan proses pembongkaran sebelum musim pantai 2023.
Rencana tersebut telah menuai kritik dari berbagai pihak, terutama komunitas LGBTQ+ di New York. Sebab, mereka telah lama merangkul area itu sebagai 'surga' dengan sejarah yang panjang.
Ilustrasi LGBT Foto: REUTERS/Fabian Bimmer
Pagar bekas rumah sakit berbatasan langsung dengan pantai yang menaungi monumen untuk mendiang Oswaldo Gomez. Dia adalah ikon LGBTQ+ yang diyakini tenggelam di dekat pantai pada 2018. Komunitas tersebut merayakan warisannya setiap tahun sejak itu.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, mereka sebenarnya telah berkumpul di pantai tersebut sejak akhir 1950-an. Penulis tersohor dari komunitas LGBTQ+ seperti Audre Lorde dan Joan Nestle pun membantu mengubahnya menjadi ruang aman melalui karya-karya mereka.
Grafiti kini menghiasi dinding luar bangunan rumah sakit dengan seruan 'Queer Trans Power' dan 'Know Your Power'. Pendingin udara yang sudah berkarat terlihat dari luar jendela-jendela rumah sakit.
"Kami membutuhkan jaminan bahwa kami akan terus memiliki ruang ini, yang selalu menjadi ruang kami, di mana orang-orang dari komunitas queer selalu berakhir," ujar warga berusia 76 tahun yang telah berkunjung ke pantai itu sejak 1960-an, Victoria Cruz, dikutip dari Reuters, Rabu (12/10).
Seorang pria membawa papan selancar berjalan menuju pantai di Long Beach, New York, Jumat (22/5). Foto: REUTERS / Andrew Kelly
"Ini adalah pantai rakyat. Dan kami adalah rakyatnya," lanjut Cruz yang dijuluki 'Ratu Riis'.
ADVERTISEMENT
Bagian pantai tersebut mungkin menjadi tempat perlindungan eksklusif bagi komunitas LGBTQ+ di New York. Tetapi, sebagian penduduk setempat menganggapnya membawa bahaya kesehatan.
"Masyarakat prihatin dengan remediasi hama dan asbes dan apa pun yang ada di sana," terang warga lokal berusia 25 tahun, Jenna Tipaldo.
Perusahaan Kesehatan dan Rumah Sakit Kota New York (HHC) yang memiliki situs itu pernah memutuskan untuk menutupnya secara resmi pada Oktober 1998. Tetapi, usaha pembongkaran menemui hambatan. HHC akirnya berusaha membahasnya kembali sekarang.
Ilustrasi LGBT. Foto: kenchiro168/Shutterstock
Pihaknya telah bertemu dengan para penduduk setempat dan komunitas LGBTQ+. Mereka berharap dapat bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk segera merenovasi lahan.
"Kami akan terus melibatkan komunitas-komunitas ini untuk mempelajari bagaimana kami dapat mengakomodasi kekhawatiran mereka sambil memastikan keselamatan publik," jelas wakil sekretaris pers HHC, Stephanie Buhle.
ADVERTISEMENT
Seorang penjual buku asal Brooklyn, Casey Morrissey, mengatakan bahwa dia tidak keberatan dengan pembongkaran Rumah Sakit Pantai Neponsit selama pantai tidak direnggut dari komunitas LGBTQ+.
"Ini telah menjadi tempat perlindungan bagi kami. Kami datang ke sini tanpa perencanaan dan selalu mencari teman," ungkap dia saat berkunjung bersama pasangannya.
"Kami tidak memiliki banyak ruang seperti ini," tambah dia.