Kondisi Bocah Penuh Lebam di Surabaya Membaik, Polisi Usut Kejanggalan

2 Desember 2019 16:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi balita. Foto: Muhammad Faisal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi balita. Foto: Muhammad Faisal/kumparan
ADVERTISEMENT
Bocah perempuan asal Surabaya, JA (4), dilarikan ke RSUD Dr Soetomo, pada Jumat (29/11), karena mengalami kejang dan demam tinggi. Di sekujur tubuhnya ditemukan banyak luka lebam.
ADVERTISEMENT
Selama dirawat di RSUD Dr Soetomo Surabaya, bocah ini selalu mengigau 'ampun budhe', namun belum diketahui apa penyebabnya. Orang tuanya menyebut JA keracunan obat. Namun saat diperiksa dokter, tidak ada racun di dalam tubuh JA.
Setelah dirawat selama 3 hari, kondisi JA sudah membaik. Dia sudah mau berkomunikasi dengan ibunya dan dokter, serta tak lagi mengigau.
“Jadi kondisi terakhir anaknya sudah mulai beraktivitas seperti biasa, sudah bisa makan, sudah bisa minum, sudah mau berinteraksi dengan ibunya, dengan tenaga medis,” jelas Humas RSUD Dr Soetomo, dr Pesta Parulian, di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Senin (2/12).
“Saya enggak pernah dengar ngigau (lagi),” imbuhnya.
Pesta menuturkan, pihaknya belum memberikan penanganan trauma healing terhadap JA. Pasalnya, tidak ditemukan tanda-tanda trauma yang dialaminya.
ADVERTISEMENT
"Sepanjang kita lihat setelah dia bisa bicara, bisa ini itu, tidak ada tanda-tanda ke sana (trauma). Namun, seperti yang saya katakan tadi dokter itu bekerja secara komprehensif melibatkan berbagai macam dokter. Mulai dokter anestesi, dokter bedah syaraf, dokter anak, dokter psikiater anak, dan juga dokter forensik untuk membuktikan juga apa sih yang terjadi pada anak ini,” paparnya.
Pesta menyebut, pihaknya belum bisa mengungkapkan luka lebam yang terjadi pada JA. Para dokter butuh observasi kurang lebih 2 minggu untuk menentukan luka lebam pada JA adalah hasil kekerasan atau kelainan darah.
“Nanti itu dokter forensik yang akan menjelaskan, apakah itu luka lebam lama, ataukah memang dia mempunyai kelainan-kelainan genetik. Misalnya, kelainan darah,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho mengatakan, ada enam orang saksi diperiksa. Sandi enggan mengungkapkan siapa saja saksi tersebut. Pihaknya berharap, enam saksi tersebut bisa mengungkapkan kronologi kejadian JA kejang, demam, dan mengalami penuh luka lebam.
“Sudah ada 6 saksi yang diperiksa mudah-mudahan semua bisa menjawab apa yang terjadi pada adik kita yang menjadi korban,” ungkap Sandi usai menyambangi JA di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Senin (2/12).