Kondisi Mudik Lebaran Beda dengan Tahun Lalu, Kini Ada Varian Corona Inggris

27 Maret 2021 19:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi kemacetan kala mudik Lebaran Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi kemacetan kala mudik Lebaran Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Masyarakat perlu waspada jika ingin memaksa mudik lebaran di masa pandemi corona tahun ini. Sebab, kini varian corona Inggris B117 sudah masuk ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kondisinya sekarang beda sama tahun lalu. Kondisi sekarang tuh lebih gawat, di mana varian B117 sudah beredar di masyarakat. Itu menyebabkan negara-negara di Eropa mengalami kenaikan kasus yang mereka sebut gelombang ke-3. India juga mengalami gelombang ke-3, tapi dampaknya minimal. Kenapa? Vaksinasi lansianya sudah tinggi. Sudah di atas 50 persen lebih. Jadi mereka angka RS-nya tidak banyak. Kita (karena mudik) akan dominan meningkat bulan-bulan depan," kata Epidemiolog UI Pandu Riono kepada kumparan, Sabtu (27/3).
Sebagaimana diketahui, varian baru corona Inggris menjangkiti dua TKI asal Karawang yang baru pulang dari Arab Saudi pada awal Maret lalu.
Dua orang tersebut diketahui tiba di Jakarta pada akhir Januari 2021. Sejak saat itu, dinyatakan ada total 7 kasus B117 di Indonesia. Meski ketujuh kasus tersebut sudah dinyatakan sembuh pada pertengahan Maret, masyarakat tetap harus berhati-hati.
ADVERTISEMENT
Sejumlah kendaraan melintas di tol Jakarta-Cikampek layang (elevated), Bekasi, Jawa Barat, Jumat (1/1). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Oleh sebab itu menurut Pandu, membatasi ketat pergerakan masyarakat akan lebih efektif ketimbang melarang mudik tanpa standar operasional yang jelas. Sebab, hingga saat ini, pemerintah belum kunjung mendetailkan larangan mudik selain pengumuman dan imbauan yang disampaikan Menko PMK Muhadjir Effendy, dalam konferensi persnya, Jumat (26/3) kemarin. Jika ada pembatasan ketat yang disiplin, Pandu menilai masyarakat akan otomatis bisa terkontrol.
"Kalau [dilarang] enggak bisa, ya, sudah dibatasi saja. Namanya bukan pelarangan mudik, tapi pembatasan mudik. Mudik hanya diizinkan kalau pakai transportasi publik seperti kereta, pesawat. Enggak boleh pakai kendaraan pribadi. Satu pun enggak boleh muncul kendaraan pribadi di jalan raya," kata Pandu kepada kumparan, Sabtu (28/3).
"Misalnya, mereka kan terpaksa naik kereta. Nah, kalau naik kereta kan terbatas jumlahnya. Kita kan hanya bisa membatasi orang. Kecuali mau larang 100 persen. Lockdown total agar tidak mudik. Problemnya, mau dipakai enggak cara seperti itu?" tutupnya. .
ADVERTISEMENT