Kondisi Palestina Terus Memburuk, Turki Setop Semua Bisnis dengan Israel

3 Mei 2024 4:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pengungsi Palestina berdoa sebelum berbuka puasa pada hari pertama bulan suci Ramadhan, di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 11 Maret 2024. Foto: Said Khatib/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pengungsi Palestina berdoa sebelum berbuka puasa pada hari pertama bulan suci Ramadhan, di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 11 Maret 2024. Foto: Said Khatib/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Turki memutuskan untuk menghentikan semua bisnis dan perdagangan dengan Israel karena alasan memburuknya situasi di Palestina. Dilansir Reuters, Kementerian Perdagangan Turki menegaskan pihaknya akan menghentikan semua kegiatan ekspor-impor dari dan ke Israel mulai Kamis (2/5) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
"Transaksi ekspor dan impor dengan Israel telah dihentikan, ini mencakup semua jenis produk," tegas Kementerian Perdagangan Turki dalam pernyataannya dilansir Reuters, Jumat (3/5).
"Turki akan mengetatkan dan menegaskan langkah-langkah baru ini sampai Pemerintah Israel mengizinkan aliran bantuan kemanusiaan yang cukup dan tak terputus ke Gaza," lanjutnya.
Pada tahun 2023, volume perdagangan kedua negara ini mencapai 6,8 miliar USD.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara pada konferensi pers selama KTT NATO di Madrid, Spanyol 30 Juni 2022. Foto: Yves Herman/Reuters
Sebenarnya pada bulan lalu Turki telah melakukan pembatasan perdagangan dengan Israel. Hal ini dilakukan sebagai balasan karena Israel menolak Ankara ambil bantuan dalam operasi pengiriman bantuan ke Gaza melalui udara.
Di hari yang sama dengan keputusan penyetopan seluruh bisnis dengan Israel keluar, Menteri Luar Negeri Israel menuding Presiden Turki, Tayyip Erdogan, telah melanggar perjanjian mereka. Mereka juga menuding Erdogan sebagai seorang diktaktor.
ADVERTISEMENT
"Beginilah perilaku seorang diktaktor, mengabaikan kepentingan rakyat dan pengusaha Turki, dan mengabaikan perjanjian perdagangan internasional," cuit Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, dalam akun X miliknya.
Katz mengatakan ia telah menginstruksikan jajarannya untuk secara aktif mengajukan alternatif perdagangan setelah bisnis mereka dengan Turki disetop. Salah satunya dengan memfokuskan produksi lokal dan impor dari negara lain.