Kondisi Stabil, Bayi Kembar Siam di Bali Miliki Harapan Hidup Tinggi

5 Juli 2019 17:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Stabil, Bayi Kembar Siam di Bali Memiliki Harapan Hidup Tinggi. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Stabil, Bayi Kembar Siam di Bali Memiliki Harapan Hidup Tinggi. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Kondisi bayi perempuan kembar siam yang lahir di Bulelen, Bali dinyatakan stabil. Bayi yang bagian dada hingga perut menempel tersebut masih dirawat secara intensif di ruang NICU RSUP Sanglah, Bali.
ADVERTISEMENT
Dokter spesialis anak RSUP Sanglah, dr I Made Artana, mengatakan telah melakukan proses stabilisasi terhadap bayi selama hampir lima jam di ruang UGD. Menstabilkan meliputi temperatur tubuh, pernafasan, dan lainnya.
Kini, bayi memiliki panjang 45 cm dan berat 4,2 kg ini sedang dipantau tim dokter berkaitan dengan organ dalam, seperti jantung, hati, saluran pencernaan, dan sebagainya.
"Sekarang kita baru berlanjut ke prediagnosis untuk mencari tahu perkembangan organ-organ apa yang masih perlu ditelusuri lebih lanjut sampai ke dalam, untuk menentukan apakah perlu melakukan penambahan support (organ dalam tambahan) terhadap bayi tersebut, apakah ada infeksi atau tidak. Sekarang masih dalam fase stabilisasi," kata Artana.
Bayi kembar siam lahir di Buleleng, Bali. Foto: Dok. Istimewa
Bayi kembar siam tersebut masih ditempatkan dalam sebuah inkubator. Selang infus disematkan untuk mensuplai nutrisi. Kedua bayi itu pun telah berhasil membuang kotoran dari lubang anusnya untuk pertama kali.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dokter spesialis bedah anak RSUP Sanglah, dr I Made Darmajaya, memprediksi bayi milik Kadek Redita (24) dan Putu Ayu Sumadi (17) memiliki harapan hidup tinggi. Sebab, biasanya bayi kembar siam yang mampu bertahan selama 24 jam memiliki daya tahan yang cukup baik apabila dirawat dengan intensif.
"Tapi masih terlalu dini mengatakan bahwa ini pasti hidup. Namun, minimal kita bisa penjelasan bahwa di hari ketiga masih bertahan dengan tanda vital dan fungsi pencernaan yang baik," ucap Darmajaya.
Meski demikian, ia tak bisa memastikan apakah dua perempuan ini dapat dipisahkan. Selain faktor daya bertahan hidup tersebut, ada bagian tubuh yang memang sulit untuk dipisahkan.
"Kalau pun ketemu dia kasus yang bisa hidup, bukan langsung dipisahkan lagi, dibuat pemetaan apakah bisa dipisah atau tidak. Banyak kembar siam yang sampai besar tidak bisa dipisah. Misalnya, ada organ tubuh belakang yang menempel," ujar dia.
ADVERTISEMENT
"Nanti akan ada tim yang mengerjakan USG, liver, photo rontgen komposisi ususnya, dokter jantung memastikan jantungnya normal atau tidak, " sambungnya.
Sedangkan untuk urusan biaya perawatan, Dirut RSUP Sanglah I Wayan Sudana, mengatakan semua sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Bayi kembar siam tersebut sudah terdaftar di BPJS.
"Untuk biaya, pasien dipastikan sudah terdaftar di BPJS kesehatan. Sehingga dia tak perlu memikirkan terkait biaya tersebut," kata Sudana.
Akan tetapi, besaran biaya operasi dan perawatan bayi ini pihak RS belum bisa memperkirakan. Sebab, dalam kasus kembar siam ada banyak tahapan-tahapan medis yang akan diperlukan.
"Setiap kasus kembar siam akan berbeda-beda kasus dan cara penanganannya sehingga tidak bisa dipastikan berapa biaya dibutuhkan," ujarnya.
ADVERTISEMENT