Kontroversi Macron: Nikahi Guru Sendiri hingga Kaitkan Muslim dengan Terorisme

28 September 2021 12:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat tiba untuk pertemuan tatap muka kedua di Uni Eropa, di Brussels, Belgia, Kamis (1/10). Foto: Francisco Seco/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat tiba untuk pertemuan tatap muka kedua di Uni Eropa, di Brussels, Belgia, Kamis (1/10). Foto: Francisco Seco/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Prancis Emmanuel Macron seakan tak pernah jauh dari insiden kontroversial, baik itu tingkahnya sendiri maupun aksi tangan jahil rakyat Prancis.
ADVERTISEMENT
Belum genap empat bulan usai dirinya ditampar oleh seorang pria, Macron kembali mendapat perlakuan tak mengenakkan dari warga. Pada Senin (27/9/2021), ia dilempar telur ketika mengunjungi pameran restoran di Kota Lyon, Prancis. Telur tersebut dilempar ke arah Macron dan memantul di bahunya, tapi tidak pecah.
Selain insiden telur dan penamparan, Macron juga terkenal dengan sejumlah pernyataan dan tindakan yang mencuri perhatian publik. kumparan telah merangkum beberapa kontroversi Emmanuel Macron, baik sebelum maupun setelah menjabat sebagai Presiden Prancis.

1. Menikahi Guru Dramanya Semasa Sekolah

Kisah cinta Emmanuel Macron menjadi sorotan publik terlebih ketika dirinya sibuk pada pagelaran Pilpres Prancis tahun 2016. Istri Macron, Brigitte Trogneux, yang ia nikahi pada tahun 2007, ternyata adalah eks guru drama Macron semasa sekolah.
Emmanuel Macron dan sang istri Foto: Reuters/Eric Feferberg
Trogneux berusia 24 tahun lebih tua dari Macron. Saat pertama kali bertemu, Macron adalah remaja berusia 15 tahun, sementara Trogneux adalah seorang ibu berusia 39 tahun dengan tiga anak.
ADVERTISEMENT
Dalam buku yang berjudul Emmanuel Macron: A Perfect Young Man, dikisahkan hubungan keduanya yang kontroversial. Orang tua Macron sangat terkejut mendengar kabar tersebut dan langsung memindahkan Macron dari sekolah La Providence di Kota Amiens, Prancis utara.
Kaki jenjang Brigitte Trogneux Foto: Reuters
Meski keduanya sempat terpisah, Macron yang berusia 17 tahun terus merayu Trogneux dengan mengatakan, “Kamu tidak bisa menyingkirkan aku. Aku akan kembali dan aku akan menikahimu.”
Keduanya akhirnya menikah setelah Trogneux bercerai dari suaminya. Kala itu, Macron berusia 29 tahun dan istrinya 54 tahun.

2. Ucapan Kontroversial Muslim

Protes warga Muslim dunia terhadap Prancis ini diawali dengan pidato Macron pada awal Oktober 2020. Di sebuah kotamadya di barat laut Kota Paris, Macron mengungkapkan rencananya untuk melawan separatisme Islam.
ADVERTISEMENT
“Islam adalah agama yang mengalami krisis, di seluruh dunia,” ujarnya dalam pidato berbahasa Prancis, dikutip dari Euronews. Ia menyebutkan adanya ketegangan di antara fundamentalisme, kegiatan keagamaan yang benar, serta politikus.
Umat Muslim memegang foto presiden Prancis Emmanuel Macron saat aksi demo boikot produk Prancis dan mengecam Macron atas komentarnya atas karikatur Nabi Muhammad, di Dhaka, Bangladesh, Jumat (30/10). Foto: Mohammad Ponir Hossain/REUTERS
Ia berpendapat Islam di Prancis harus dibebaskan dari “pengaruh asing”, seperti mengakhiri sistem yang memperbolehkan imam dan ulama belajar di negeri luar, mengurangi homeschooling, dan mengontrol pendanaan keagamaan di Prancis.
Tensi semakin naik usai pemenggalan seorang guru sejarah di Prancis bernama Samuel Paty pada pertengahan Oktober 2020. Sebelum kematiannya, Paty diketahui menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada para muridnya.
Sejumlah saksi mata mengatakan ketika Paty diserang, mereka sempat mendengar pelaku berteriak Allahu Akbar. Insiden pemenggalan ini dikecam keras oleh Macron. Ia mengatakan, Paty adalah korban serangan teroris Islam.
ADVERTISEMENT
“Warga kami diserang secara terang-terangan, dia menjadi korban serangan teroris Islam. Mereka tidak akan menang. Kami akan bertindak dengan tegas dan cepat," kata Macron pada 17 Oktober 2020 silam, dikutip dari Reuters.
Ucapan Macron ini memicu protes umat Islam di seluruh dunia. Pimpinan berbagai negara mengungkapkan amarahnya. Mulai dari Presiden Turki Tayyip Erdogan menyerukan pemboikotan produk Prancis, hingga kecaman keras dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan negara-negara Teluk Persia.
Seorang pria memegang plakat saat memprotes penerbitan kartun Nabi Muhammad di Prancis dan komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron, di Istanbul, Turki, Jumat (30/10). Foto: Murad Sezer/REUTERS
Usai dikritik habis-habisan, Macron akhirnya buka suara. Ia berjanji akan terus membela kebebasan rakyatnya dan nilai sekuler di Prancis.
“Saya memahami sentimen yang diekspresikan dan saya menghormatinya. Tetapi Anda harus memahami peran saya sekarang, yaitu untuk melakukan dua hal: Mendorong perdamaian dan hak-hak ini. Saya akan membela kebebasan berpendapat, menulis, berpikir, menggambar, di negara saya,” ujarnya pada akhir Oktober kepada Al-Jazeera.
ADVERTISEMENT

3. Ditampar Warga

Sebagai seorang presiden, tentu ada warga yang tidak setuju dengan ucapan atau kebijakan Macron. Bahkan hingga menjadi sasaran kemarahan rakyat. Macron ditampar seorang pria saat berkunjung ke tenggara Prancis pada Juni 2021.
Kejadian bermula saat Macron menghampiri sekumpulan orang yang menyambut kedatangannya. Tak diduga, seorang pria langsung menampar wajah kepala negara Prancis tersebut.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dilindungi oleh seorang anggota keamanan setelah ditampar oleh anggota masyarakat selama kunjungan di Tain-L'Hermitage, Prancis, Selasa (8/6). Foto: BFMTV/ReutersTV via REUTERS
Presiden Prancis Emmanuel Macron buka suara sesuai menjadi korban tamparan seorang pria gondrong. Dia mengaku baik-baik saja setelah jadi korban tamparan warga. Pelaku bernama Damien Tarel akhirnya disidang dan dijatuhi hukuman empat bulan penjara.

4. Tiga Kali Dilempari Telur

ADVERTISEMENT
Sejak masih menjabat sebagai menteri perekonomian hingga menjadi presiden, Macron sudah tiga kali dilempari telur.
ADVERTISEMENT
Yang pertama adalah insiden pelemparan oleh Serikat Buruh CGT pada 6 Juni 2016. Telur tersebut pecah tepat di kepala Macron. Saat itu, ia tengah mengunjungi sebuah kantor pos di Montreuil, Kota Paris, untuk meluncurkan prangko peringatan 80 tahun pemerintahan “Popular Front”.
Kemudian ia dilempari telur lagi pada tahun 2017. Saat itu dirinya tengah mencalonkan diri sebagai presiden Prancis. Macron, yang tengah mengunjungi festival peternakan Paris, dilempari telur ke arah bagian belakang kepalanya. Usai kejadian, ia mencoba tetap tenang dan membawa diri.
Lalu pada 27 September 2021, ia dilempari telur ketika mengunjungi pameran International Catering, Hotel, and Food Show (SIRHA). Telur itu memantul di bahu Macron. Beruntung kali ini, telurnya tidak pecah.
ADVERTISEMENT