Korea Utara Laporkan Tak Ada Kasus Demam untuk Pertama Kalinya

31 Juli 2022 2:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah penonton menyaksikan Pertandingan Horse Riding Games 2022 di Klub Berkuda Mirim di Pyongyang, Korea Utara pada Selasa (8/3/2022).
 Foto: Kim Won Jin/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penonton menyaksikan Pertandingan Horse Riding Games 2022 di Klub Berkuda Mirim di Pyongyang, Korea Utara pada Selasa (8/3/2022). Foto: Kim Won Jin/AFP
ADVERTISEMENT
Pemerintah Korea Utara melaporkan tidak ada kasus baru demam untuk pertama kalinya pada Sabtu (30/7). Ini adalah yang pertama kalinya sejak Korut mengakui COVID-19 merebak di negaranya pada pertengahan Mei lalu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Korut pada awal bulan ini mengatakan berada pada jalur untuk "akhirnya meredakan" krisis virus corona pertama yang diumumkan secara publik oleh negara itu, bahkan ketika negara tetangga Asia sedang menghadapi peningkatan kasus akibat subvarian Omicron.
Kantor berita KCNA mengatakan 99,99% dari 4,77 juta pasien demam sejak akhir April sudah sepenuhnya pulih, namun karena kurangnya pengujian, belum dirilis berapa banyak mereka yang dinyatakan positif COVID-19.
Ahli penyakit menular meragukan klaim kemajuan Korut dalam menangani pandemi COVID-19. Bahkan, pada bulan lalu WHO menyatakan yakin situasi pandemi di sana semakin memburuk, tidak membaik, di tengah tidak adanya data independen.
KCNA mengatakan pasukan perawatan bergerak cepat dan masih bersiaga, dan upaya untuk "mendeteksi dan membasmi epidemi" sampai pasien terakhir pulih sepenuhnya terus dilakukan. Media pemerintah itu menyebut, 204 pasien demam sedang menjalani perawatan per Jumat (29/7).
ADVERTISEMENT
Laporan terbaru Korut tentang jumlah kasus kematian di antara pasien demam berada di angka 74 orang per 5 Juli. Namun, profesor dari Hanyang University, Shin Youngjeon, mengatakan jumlah kematian yang rendah itu hampir "mustahil".
"Itu bisa saja hasil dari kombinasi kurangnya kapasitas pengujian, masalah penghitungan mengingat fakta orang lanjut usia memiliki peluang lebih tinggi untuk meninggal akibat COVID-19 sebagian besar dari rumah, dan alasan politik bahwa pemimpin tidak ingin mempublikasikan jumlah kematian yang besar," tulisnya dalam sebuah analisa yang dirilis pada Jumat.
Shin memperkirakan kasus kematian mencapai 50.000 orang, mengingat jumlah kasus demam, kasus kematian yang dilaporkan di tempat lain, dan potensi kasus yang tidak dilaporkan.
Terlepas dari klaim tidak ada kasus baru, Korut diperkirakan tetap memberlakukan kontrol sosial yang ketat yang telah diterapkan selama pandemi, sebagai dalih selama "sistem pencegahan epidemi darurat maksimum" ada.
Sejumlah penonton menghadiri Pertandingan Horse Riding Games 2022 di Klub Berkuda Mirim di Pyongyang, Korea Utara pada Selasa (8/3/2022). Foto: Kim Won Jin/AFP
Korut menyalahkan masuknya kasus COVID-19 pada "benda asing" dari dekat perbatasan dengan Korea Selatan, mendesak masyarakat untuk menghindari apa pun yang datang dari luar.
ADVERTISEMENT
"Karena media pemerintah juga telah membahas mengenai varian lain, apakah atau kapan mereka akan melonggarkan aturan virus dan mencabut lockdown perbatasan masih harus dilihat," kata seorang pejabat di Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang menangani urusan antar Korea.
Para analisis Korea Utara mengatakan, kemungkinan Pyongyang mendeklarasikan kemenangan atas COVID-19 dapat menjadi awal untuk memulihkan perdagangan yang telah lama terhambat karena pandemi.
Volume perdagangan anjlok 17,3% menjadi 710 juta dolar AS pada tahun lalu karena ketatnya penutupan perbatasan. Korut untuk sementara kembali mengoperasikan kereta barang dengan China awal tahun ini, tapi ditunda lagi pada April karena khawatir akan penyebaran COVID-19.