Korsel dan AS Gelar Latihan Perang Hadapi Ancaman Nuklir Korut

28 Februari 2024 13:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Pasukan Khusus Korea Selatan dan AS saat menjalani latihan militer gabungan di pangkalan Angkatan Udara Gunsan, Gunsan, Korea Selatan. Foto: David J. Murphy/U.S. Air Force/DVIDS/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Pasukan Khusus Korea Selatan dan AS saat menjalani latihan militer gabungan di pangkalan Angkatan Udara Gunsan, Gunsan, Korea Selatan. Foto: David J. Murphy/U.S. Air Force/DVIDS/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) akan memulai latihan perang musim semi pada pekan depan. Fokus utama latihan itu adalah penanganan potensi serangan nuklir Korea Utara (Korut).
ADVERTISEMENT
Latihan perang The Freedom Shield digelar tepatnya pada 4 sampai 14 Maret. Latihan ini dilakukan saat Korut semakin sering melakukan uji coba rudal dan mengembangkan kemampuan senjata nuklir.
2024 merupakan latihan The Freedom Shield pertama usai Korut keluar dari pakta militer intra-Korea yang diteken dua negara di semenanjung Korea pada 2018 lalu.
Anggota Pasukan Khusus Korea Selatan dan AS saat menjalani latihan militer gabungan di pangkalan Angkatan Udara Gunsan, Gunsan, Korea Selatan. Foto: David J. Murphy/U.S. Air Force/DVIDS/Handout via REUTERS
Pejabat dari kedua negara sama-sama sepakat menyebut, latihan perang tahun ini akan sulit serta sangat realistis. Sebab, latihan akan mencerminkan konflik yang sudah dan akan datang.
“Akan ada 48 putaran latihan yang mencampurkan latihan darat, penyergapan udara, dan serangan udara,” kata juru bicara Kepala Staf Gabungan Militer Korsel Lee Sung-jun, seperti dikutip dari Reuters.
Lee menambahkan, jumlah personel yang terlibat pada latihan akan dua kali lipat lebih banyak dari tahun lalu.
ADVERTISEMENT
“Kedua negara akan bersama-sama mengembangkan konsep operasi balasan terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara dan hal ini diterapkan untuk menghalangi dan mencegah penggunaan nuklir,” papar Lee.
Salah seorang anggota militer AS di Korsel, Kolonel Isaac Taylor, menyebut aset strategis negaranya akan dikerahkan pada latihan itu.
Setiap latihan perang biasanya akan direspons tegas oleh Korut. Negara itu menganggap latihan perang Korsel-AS sebagai tindakan provokasi. Sedangkan Seoul dan Washington menyatakan, latihan perang sifatnya defensif dan respons atas ancaman Korut.