Korsel Sebut Tak Ada Kaitan Kematian Warga dengan Vaksin Flu

23 Oktober 2020 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang warga mendapat vaksin influenza di cabang Asosiasi Promosi Kesehatan Korea di Seoul, Korea Selatan, Jumat (23/10). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang warga mendapat vaksin influenza di cabang Asosiasi Promosi Kesehatan Korea di Seoul, Korea Selatan, Jumat (23/10). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Forensik Korea Selatan mengatakan tidak menemukan hubungan antara kematian seorang remaja laki-laki 17 tahun dengan vaksin flu yang diterimanya.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, hingga saat ini jumlah warga Korsel yang meninggal setelah menerima suntikan vaksin flu telah mencapai 36 orang. Pada Jumat (23/10) dilaporkan 11 kasus baru yang diduga terkait vaksin flu.
Remaja berusia 17 tahun itu termasuk kasus pertama dilaporkan selama program vaksinasi pemerintah terhadap sekitar 30 juta orang dari total 52 populasi di Korsel.
Salah satu tujuan vaksinasi flu untuk mencegah komplikasi akibat corona.
Sementara itu, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) akan mengadakan pertemuan dengan para ahli pada Jumat (23/10).
Dengan melonjaknya kematian terkait vaksinasi flu, para dokter dan politikus menyerukan untuk menghentikan program tersebut.
Meski demikian, Otoritas kesehatan telah menolak untuk menangguhkan program vaksin flu itu dengan alasan kurangnya bukti yang menunjukkan hubungan langsung antara kematian dan vaksin.
Seorang warga mendapat vaksin influenza di cabang Asosiasi Promosi Kesehatan Korea di Seoul, Korea Selatan, Jumat (23/10). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Badan Forensik Nasional telah melakukan autopsi pada beberapa orang yang meninggal dan menyatakan bahwa vaksin itu tidak menyebabkan kematian bocah 17 tahun itu.
ADVERTISEMENT
Reuters melaporkan, Badan forensik dan polisi tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

PM Chung minta penyelidikan atas meninggalnya korban

Kasus kematian remaja tersebut ternyata menarik perhatian Perdana Menteri Chung Sye-kyun. Ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan meminta penyelidikan menyeluruh untuk memverifikasi penyebab pasti kematian.
"Sejauh ini para ahli mengatakan kemungkinannya kecil bahwa vaksinasi dan kematian terkait tetapi banyak warga tetap cemas," kata PM Chung dalam pertemuan.
Sejumlah warga mendapat vaksin influenza di cabang Asosiasi Promosi Kesehatan Korea di Seoul, Korea Selatan, Jumat (23/10). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
KCDA mengatakan setidaknya 22 dari 25 kasus yang dikonfirmasi, termasuk anak remaja laki-laki itu, menerima suntikan flu gratis, sementara tiga lainnya membayar untuk vaksin itu.
Sementara tujuh dari sembilan orang yang diselidiki memiliki kondisi yang mendasarinya. Badan tersebut belum memberikan rincian tentang tujuh kasus baru yang dilaporkan.
ADVERTISEMENT
KCDA juga belum memberikan rincian tentang 11 kematian yang dilaporkan dalam semalam.
Meningkatnya korban tewas telah memicu perdebatan tentang apakah program tersebut harus ditangguhkan.
Sejumlah orang memeriksa dokumen wajib untuk mendapatkan vaksin influenza di cabang Asosiasi Promosi Kesehatan Korea di Seoul, Korea Selatan, Jumat (23/10). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS

Produsen vaksin flu

Penyedia vaksin termasuk perusahaan domestik seperti GC Pharma, SK Bioscience, Korea Vaccine dan Boryung Biopharma, sebuah unit dari Boryung Pharm, bersama dengan Sanofi Prancis. Mereka menyediakan program gratis dan layanan berbayar.
Sepuluh orang menerima produk dari SK Bioscience, masing-masing lima dari Boryung dan GC Pharma, empat dari Sanofi dan satu dari Korea Vaccine.
Direktur KDCA Jeong Eun-kyeong mengatakan, bahwa vaksin tersebut akan terus dipasok, tetapi pemerintah mungkin mempertimbangkan untuk menangguhkan beberapa produk.
Tidak jelas apakah ada vaksin yang dibuat di Korea Selatan yang diekspor, atau apakah yang dipasok oleh Sanofi juga digunakan di tempat lain. Keempat perusahaan domestik menolak berkomentar.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pihak Sanofi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sedang melakukan pemantauan.
Seorang wanita berjalan melewati poster yang mendorong orang untuk mendapatkan vaksin influenza di Seoul, Korea Selatan, Jumat (23/10). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Pada tahun ini, Korea Selatan memesan 20 persen lebih banyak vaksin flu untuk menangkal apa yang mereka sebut "twindemic" dari flu besar yang bersamaan dan wabah COVID-19 di musim dingin.
KCDA melaporkan sejauh ini 8,3 juta orang telah divaksinasi sejak program dimulai pada 13 Oktober, sekitar 350 di antaranya mengalami reaksi merugikan.