Korsel Tolak Rencana Jepang Buang Air Terkontaminasi Nuklir ke Laut

14 April 2021 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Moon Jae-in Presiden Terpilih Korea Selatan Foto: REUTERS/Kim Kyunghoon
zoom-in-whitePerbesar
Moon Jae-in Presiden Terpilih Korea Selatan Foto: REUTERS/Kim Kyunghoon
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Korea Selatan tegas menolak rencana pembuangan air terkontaminasi nuklir ke lautan oleh Jepang. Penolakan ini berdasar pada risiko kontaminasi lautan yang tinggi, berpotensi membahayakan ekosistem lautan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in memerintahkan pejabat pemerintahan mencari jalan untuk membawa kasus ini ke pengadilan internasional hukum laut pada Rabu (14/4).
Korea Selatan dengan tegas menolak keputusan tersebut dan memanggil Duta Besar Jepang di Seoul, Koichi Aiboshi, serta menggelar rapat darurat intra-agensi.
Tangki penyimpanan air olahan yang terkontaminasi nuklir terlihat di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami. Foto: Kyodo via Reuters
Menurut Juru Bicara Kepresidenan Korsel, Kang Min-seok, Moon tengah mencari jalan untuk merujuk langkah Jepang tersebut ke Pengadilan Internasional Hukum Laut (International Tribunal for the Law of the Sea), termasuk mengajukan penetapan sementara (injuction).
Pada rapat yang berbeda, Moon juga mengungkapkan kekhawatirannya soal keputusan tersebut kepada Aiboshi, yang baru tiba di Korsel pada Februari lalu untuk memenuhi tugasnya sebagai dubes.
"Tak ada yang bisa saya katakan lagi selain ada banyak kekhawatiran di sini mengenai keputusan sebagai negara yang secara geologis terdekat dan juga berbagi wilayah laut dengan Jepang," ujar Moon yang disampaikan Kang.
ADVERTISEMENT

Penolakan dari Warga Korsel

Terkait rencana Jepang berbagai aksi protes terjadi di Korsel. Mereka yang mengajukan keberatan mulai dari politisi, pejabat lokal, nelayan, hingga aktivis lingkungan. Bahkan telah terjadi demo di depan Kedutaan Besar Jepang di Kota Seoul dan Konsulat di Kota Busan dan Pulau Jeju.
Koalisi dari 25 organisasi perikanan melaksanakan rapat umum dan menyampaikan protes tertulis ke Kedubes Jepang. Protes tertulis itu berisi desakan kepada Tokyo untuk membatalkan keputusannya dan kepada Seoul untuk melarang impor produk perikanan Jepang.
"Industri kami tengah berjalan menuju kerusakan yang menyiksa, dengan kekhawatiran orang-orang soal potensi adanya kontaminasi radioaktif produk-produk kelautan," tulis mereka, dikutip dari Reuters.
Petugas berjalan di sekitar tangki penyimpanan air olahan yang terkontaminasi nuklir di Fukushima Daiichi. Foto: Tomohiro Ohsumi/POOL/AFP
Partai Keadilan Korsel serta 30 kelompok antinuklir dan pemerhati lingkungan menyebut langkah Jepang ini sebagai "terorisme nuklir".
ADVERTISEMENT
Mereka menyebut telah mengirimkan 64 ribu tanda tangan warga yang menolak rencana tersebut ke Jepang.
Seperti diketahui, Jepang berencana melepaskan lebih dari 1 juta ton air terkontaminasi dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang rusak diadang gempa bumi dan tsunami 2011 ke lautan.
Pembuangan tersebut direncanakan akan berlangsung dua tahun lagi, usai melakukan pengolahan dan penyaringan untuk menghilangkan isotop dan partikel berbahaya.