Korut Sebut Mahasiswa Australia Ditahan karena Memata-matai Negaranya

6 Juli 2019 18:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pelajar Australia Alek Sigley, yang ditahan di Korea Utara, tiba di bandara internasional Beijing di Beijing, CHina. Foto: Kyodo/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pelajar Australia Alek Sigley, yang ditahan di Korea Utara, tiba di bandara internasional Beijing di Beijing, CHina. Foto: Kyodo/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Seorang mahasiswa asal Australia, Alek Sigley (29), yang sempat menghilang berhari-hari di Korea Utara telah dibebaskan pemerintah setempat. Menghilangnya Sigley sempat memicu kekhawatiran karena Korut kerap memperlakukan buruk orang-orang asing, terutama dari Barat.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, kantor berita resmi Korea Utara (KCNA) mengumumkan bahwa Sigley ditahan karena dianggap telah memata-matai negara itu.
"Investigasi mengungkapkan bahwa atas dorongan NK (North Korea) News dan media anti-DPRK lainnya, ia (Sigley) menyerahkan beberapa data dan foto yang dikumpulkannya. Serta analisis sambil menyisir Kota Pyongyang dengan menggunakan kartu identitas sebagai mahasiswa asing," tulis KCNA, Sabtu (6/7), dilansir Reuters.
Sigley juga disebut telah mengakui perbuatannya dengan melakukan pengintaian dan meminta maaf atas perbuatannya.
Kekeringan di Korea Utara Foto: AFP/Ed Jones
"Dengan jujur ia mengakui telah memata-matai (Korea Utara) dengan mengumpulkan informasi internal kami. Dan berbagi dengan orang lain. Ia berulang kali meminta maaf kepada kami karena telah melanggar kedaulatan kami," tulisnya lagi, dikutip AFP.
ADVERTISEMENT
Keluarga Sigley sebelumnya tak menerima kabar tentang keberadaannya selama sekitar dua minggu. Sigley telah ditahan di Korut sejak 25 Juni.
Pemerintah Australia juga sempat mengalami kesulitan membebaskan Sigley karena tak memiliki perwakilan diplomatik di Korea Utara. Sebab kepentingan Australia di sana diwakili Swedia.
Sigley diketahui berada di Korut untuk belajar di Pyongyang, tepatnya pascasarjana jurusan Sastra Korea di Universitas Kim Il Sung. Selama di Korut, Sigley mengelola sejumlah situs media sosial, yang kontennya berisi tentang kehidupan sehari-hari di negara yang paling terisolasi di dunia itu.