Korut Tolak Sumbangan 3 Juta Dosis Vaksin COVID-19 dari COVAX

3 September 2021 7:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Tingshu Wang/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Tingshu Wang/REUTERS
ADVERTISEMENT
Korea Utara dilaporkan menolak hingga 3 juta dosis vaksin COVID-19 produksi China yang dikirim oleh skema COVAX facility, dan meminta sumbangan tersebut dikirimkan ke negara-negara yang lebih membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Kabar tersebut diungkapkan oleh UNICEF kepada kantor berita Voice of America Korea pada Selasa (31/8) lalu.
“Kementerian Kesehatan Masyarakat Korea Utara (MOPH) menginformasikan bahwa 2,97 juta dosis yang ditawarkan kepada Republik Rakyat Demokratik Korea dapat direlokasikan ke negara-negara yang terdampak parah, mengingat jumlah pasokan vaksin COVID-19 yang terbatas serta lonjakan yang terjadi di sejumlah negara,” ujar juru bicara UNICEF.
Skema COVAX adalah program distribusi vaksin internasional yang menargetkan negara-negara berpenghasilan rendah, untuk mempermudah akses vaksin. Sementara UNICEF adalah lembaga yang memperoleh serta mendistribusikan vaksinnya ke COVAX.
“MOPH telah mengatakan, mereka akan lanjut berkomunikasi dengan COVAX facility untuk menerima vaksin COVID-19 dalam beberapa bulan ke depan,” lanjutnya.
Hingga saat ini, pemerintah Korut masih belum melaporkan kasus COVID-19 sejak awal mula pandemi.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan terbarunya kepada WHO, pemerintahan di bawah Kim Jong-un itu mengatakan telah melakukan tes corona kepada 37.291 orang per 19 Agustus, dan hasil seluruhnya negatif.
Meskipun mengeklaim nol kasus COVID-19, Korut tetap menerapkan kebijakan pencegahan COVID-19 secara ketat, seperti pembatasan perjalanan domestik serta penutupan perbatasan negara.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un terlihat lebih kurus. Foto: Dok. Rodong Sinmun
Kepala Kantor WHO Pyongyang, Edwin Salvador, pada 19 Agustus lalu mengatakan COVAX telah mengalokasikan sebanyak 2,97 juta dosis vaksin Sinovac kepada Korut dan saat itu masih menunggu respons dari pemerintah.
Tetapi, dua pekan sebelumnya, UNICEF mengatakan kepada VOA Korea bahwa pemerintah Korut belum menuntaskan persiapan-persiapan untuk menerima vaksin dari COVAX, sehingga pengiriman suplainya tertunda.
Sistem kesehatan Korut yang tidak merata menyebabkan terbatasnya kemampuan mereka untuk menangani berbagai jenis vaksin COVID-19, seperti vaksin tipe mRNA milik Pfizer dan Moderna yang harus disimpan dengan kondisi tertentu.
ADVERTISEMENT
Sementara, vaksin buatan China, Rusia, serta vaksin AstraZeneca tidak memerlukan penanganan serumit itu.
Namun, menurut laporan Institut Strategi Keamanan Nasional Korea Selatan, pada Juli lalu Kim Jong-un dkk menolak pengiriman vaksin AstraZeneca akibat kekhawatiran soal efek samping.
Menurut laporan tersebut, Korut juga mengkhawatirkan efikasi vaksin produksi China, dan tampak lebih tertarik dengan vaksin yang diproduksi oleh Rusia, yakni Sputnik V.