Korut Uji Coba Rudal Usai Joe Biden Pulang dari Kunjungan di Asia

25 Mei 2022 11:23 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang wanita menyaksikan TV yang melaporkan tentang peluncuran tiga rudal Korea Utara termasuk yang dianggap sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM), di Seoul, Korea Selatan, Rabu (25/5/2022). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita menyaksikan TV yang melaporkan tentang peluncuran tiga rudal Korea Utara termasuk yang dianggap sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM), di Seoul, Korea Selatan, Rabu (25/5/2022). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
ADVERTISEMENT
Korea Utara melakukan uji coba tiga rudal balistik antarbenua (ICBM) pada Rabu (25/5/2022). Tindakan itu dilakukan seusai kuinjungan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ke beberapa negara Asia.
ADVERTISEMENT
"Tiga rudal ditembakkan dalam waktu kurang dari satu jam dari daerah Sunan di ibu kota Korea Utara, Pyongyang, di mana bandara internasionalnya telah menjadi pusat uji coba rudal," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, dikutip dari Reuters.
"Rudal pertama yang diluncurkan pada Rabu tampaknya merupakan ICBM, sementara rudal tak dikenal kedua tampaknya gagal di tengah penerbangan. Rudal ketiga adalah rudal balistik jarak pendek (SRBM)," sambung mereka.
Korea Utara telah melakukan serangkaian peluncuran rudal tahun ini, mulai dari senjata hipersonik hingga uji coba penembakan ICBM terbesar mereka untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun. Pyongyang juga diprediksi sedang mempersiapkan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.
"Sebagai tanggapan, Amerika Serikat dan Korea Selatan mengadakan latihan militer gabungan, termasuk uji coba rudal permukaan-ke-permukaan," kata pihak militer Korea Selatan.
Warga menyaksikan siaran berita yang melaporkan tentang peluncuran tiga rudal Korea Utara termasuk yang dianggap sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM), di Seoul, Korea Selatan, Rabu (25/5/2022). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Sebelum kedatangan Biden ke Asia, pejabat Amerika Serikat dan Korea Selatan telah memprediksi akan kemungkinan Korea Utara untuk meluncurkan uji coba rudal seiring keberadaan Biden di kawasan itu.
ADVERTISEMENT
Dalam lawatan Biden ke Asia, ia untuk pertama kalinya bertemu secara tatap muka dengan Presiden Korea Selatan baru Yoon Suk-yeol di ibu kota Seoul. Yoon yang baru menjabat sebagai presiden pada 10 Mei silam.
Mereka pun mengecam tindakan uji coba rudal terbaru Pyongyang itu sebagai provokasi serius, terutama yang terjadi sebelum Biden meninggalkan Asia.
"Yoon memerintahkan para ajudan untuk memperkuat penangkalan yang diperluas Amerika Serikat dan menggabungkan postur pertahanan seperti yang disepakati dengan Biden," kata kantor Kepresidenan Korsel.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) berjalan di depan rudal balistik antarbenua Hwasong-17, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, Kamis (24/3/2022). Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
"Provokasi Korea Utara yang berkelanjutan hanya akan menghasilkan (kerja sama) Korea Selatan-Amerika Serikat yang lebih kuat dan lebih cepat, dan membawa isolasi yang lebih dalam pada (Korea Utara) sendiri," kata pihak pemerintahan Yoon dalam sebuah pernyataan terpisah.
ADVERTISEMENT
Seorang pejabat Amerika Serikat di Gedung Putih mengatakan Biden yang meninggalkan Jepang pada Selasa (24/5/2022) malam waktu setempat telah diberitahu tentang peluncuran rudal tersebut dan akan terus memantau informasi terbaru.
Selain itu, Stasiun Radio Jepang NHK juga melaporkan rudal yang diluncurkan Korea Utara itu tampaknya jatuh di luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang.
"Jepang melaporkan setidaknya (ada) dua peluncuran, tetapi mengakui adanya kemungkinan lebih banyak lagi. Salah satu rudal terbang dengan jarak sekitar 750 kilometer hingga ketinggian maksimum 50 kilometer dan tampaknya mampu mengubah lintasannya dalam penerbangan," kata Menteri Pertahanan Jepang.
"Rudal lain meluncur sejauh 300 kilometer dan mencapai ketinggian maksimum 550 kilometer," sambung dia.
Rudal Korea Utara melintasi Jepang Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Dalam sebuah pernyataan resmi, Komando Militer Amerika Serikat di Indo-Pasifik telah mengetahui terkait beberapa peluncuran rudal itu. Mereka menyoroti dampak destabilisasi dari program senjata gelap Korea Utara, tetapi tidak menimbulkan ancaman langsung.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, selama akhir pekan ini di Seoul, Biden dan Yoon sepakat untuk mengadakan latihan militer gabungan yang lebih meluas dan akan mengerahkan lebih banyak aset strategis Amerika Serikat, seperti persenjataan dan bantuan militer lainnya jika diperlukan, guna mencegah uji senjata Korea Utara yang semakin agresif.
Kendati demikian, Biden dan Yoon akan tetap membuka pintu diplomasi untuk Korea Utara. Kedua pejabat itu juga telah menawarkan bantuan pengiriman vaksin COVID-19 ke Pyongyang yang tengah berjuang melawan wabah tersebut.
"Belum ada tanggapan dari Pyongyang atas tawaran diplomatik atau tawaran bantuan," kata Biden pada kesempatan itu.