Kostrad: Kami Tak Pernah Punya Ide Bongkar Patung Soeharto-AH Nasution di Museum

27 September 2021 15:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Pramuka mengunjungi Museum Darma Bhakti Kostrad dalam rangka studi sejarah Pahlawan Revolusi pada 4 Juli 2020. Foto: kostrad.mil.id
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Pramuka mengunjungi Museum Darma Bhakti Kostrad dalam rangka studi sejarah Pahlawan Revolusi pada 4 Juli 2020. Foto: kostrad.mil.id
ADVERTISEMENT
Isu soal adanya indikasi upaya untuk menghilangkan sejarah terkait peristiwa G30S/PKI digulirkan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Isu itu disampaikan Gatot seiring adanya pembongkaran terhadap diorama yang berisi tiga patung jenderal di Museum Darma Bhakti Kostrad.
ADVERTISEMENT
Diorama itu menggambarkan tiga petinggi militer semasa menjabat pada tahun 1965, yaitu mantan Presiden Kedua RI Soeharto, Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution.
Diorama itu menggambarkan suasana saat ketiga petinggi militer itu mencoba mengatur strategi menumpas G30S/PKI.
Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Haryantana menegaskan bahwa Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman sama sekali tidak pernah memiliki ide untuk membongkar diorama yang ada di museum Kostrad.
Pembongkaran, kata Haryantana, murni atas keinginan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution yang menjabat sebagai Pangkostrad tahun 2011-2012.
Sejumlah orang mengunjungi ruangan yang terdapat tiga patung yang menggambarkan Soeharto, Sarwo Edhi Wibowo, dan AH Nasution di Museum Darma Bhakti Kostrad. Foto: kostrad.mil.id
"Bahwa tidak benar Kostrad menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI). Pembongkaran patung-patung murni keinginan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide," ujar Haryantana dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/9).
ADVERTISEMENT
"Tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Darma Bhakti di Markas Kostrad," sambungnya.
Seluruh ide terkait pembongkaran, menurut Haryantana, pertama dikemukakan oleh AN Nasution kepada Dudung dalam sebuah pertemuan pada Senin 30 Agustus 2021.
Tak hanya bersilaturahmi, pertemuan itu dimaksudkan AN Nasution untuk meminta izin kepada Dudung selaku Pangkostrad saat ini untuk membongkar diorama tersebut.
Mahasiswa Universitas Budi Luhur berfoto bersama di depan Museum Darma Bhakti Kostrad 3 Oktober 2017. Foto: kostrad.mil.id
"Bahwa pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution, karena pada saat menjabat Pangkostrad (periode 9 Agustus 2011-13 Maret 2012) beliau yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut," ucap Haryantana.
ADVERTISEMENT
"Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution meminta untuk patung-patung yang telah dibuatnya untuk dibongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilakan," kata Haryantana.
Tidak dijelaskan apa yang dimaksud "ketenangan lahir dan batin" itu.
AY Nasution semasa menjabat Pangkostrad dengan pangkat letnan jenderal. Foto: Facebook/ay.nasution.1