news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

KPAI Dorong Jakarta Evaluasi PTM, Pertimbangkan Lagi Kapasitas 50%

16 Januari 2022 9:47 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjaga sekolah membersihkan ruang kelas SMAN 81 Jakarta Timur jelang penambahan sekolah yang menggelar pembelajar tatap muka (PTM) pada Senin, (13/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penjaga sekolah membersihkan ruang kelas SMAN 81 Jakarta Timur jelang penambahan sekolah yang menggelar pembelajar tatap muka (PTM) pada Senin, (13/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengevaluasi kembali proses pelaksaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. Permintaan Retno menyusul munculnya kasus penularan di sejumlah sekolah di DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Retno menyarankan agar PTM untuk sementara waktu dapat dilaksanakan dengan kapasitas 50 persen terlebih dulu. Keputusan tersebut dinilai lebih aman mengingat angka COVID-19 di beberapa daerah termasuk DKI Jakarta terpantau mulai naik seiring meluasnya penyebaran varian Omicron.
Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMAN 20, Jakarta Pusat Senin (3/1). Foto: Nugroho GN/kumparan
"KPAI mendorong Pemprov DKI Jakarta melakukan evaluasi menyeluruh, mempelajari pola kerentanan dan asal penularan, sehingga dapat diantisipasi penyebarannya. Sebaiknya Pemprov KI Jakarta mempertimbangkan untuk PTM 50% dahulu sambil menunggu kondisi lebih aman bagi pelaksanaan PTM," ujar Retno melalui keterangan tertulisnya, Minggu (16/1).
"Karena dari pengawasan KPAI ke sekolah-sekolah, jaga jarak sulit sekali di kelas. Antara satu meja dengan meja yang lain berjarak hanya sekitar 50 cm, tak sampai 100 cm atau 1 meter," ucap Retno.
Suasana pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMAN 20, Jakarta Pusat Senin (3/1). Foto: Nugroho GN/kumparan
Retno prihatin dengan adanya penutupan sementara terhadap 10 sekolah di DKI Jakarta usai menggelar PTM 100% sejak 3 Januari 2022. Meski bukan disebabkan penularan varian Omicron, penularan COVID-19 selama proses PTM jelas sangat mungkin terjadi. Terlebih protokol kesehatan sangat lemah penerapannya.
ADVERTISEMENT
"Perlu diingat, bahwa pola penularan dari COVID-19 di antaranya adalah kerumunan dan sulit jaga jarak. PTM 100 persen dengan kapasitas 100% siswa sangat berpotensi karena bersama-sama berada dalam satu ruangan tertutup selama waktu yang cukup lama (sekitar 3-5 jam). Anak-anak sangat rentan tertular dan menularkan," ungkap Retno.
Lemahnya penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan PTM, bahkan sebelumnya telah diprediksi KPAI. Seharusnya hal tersebut termasuk potensi meningkatnya penularan pasca libur natal dan tahun baru, dapat jadi pertimbangan bagi Pemprov untuk menunda melakukan PTM 100 persen di Jakarta.
"KPAI sudah memprediksi bahwa hal ini akan terjadi, mengingat anak-anak SD belum mendapatkan vaksin lengkap 2 dosis. Potensi penularan usai liburan natal dan tahun baru juga harus menjadi pertimbangan," kata Retno.
ADVERTISEMENT