KPK: Bangun Integritas Ibarat Ibadah, Jangan Berhenti

11 Desember 2019 12:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di acara Temu Nasional Penyuluh Antikorupsi di Gedung ACLC KPK, Jakarta Selatan, Rabu (11/12). Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di acara Temu Nasional Penyuluh Antikorupsi di Gedung ACLC KPK, Jakarta Selatan, Rabu (11/12). Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, bicara mengenai fungsi penindakan dan pencegahan di depan para penyuluh antikorupsi. Dia mengatakan pentingnya integritas dalam melakukan dua fungsi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Bangun integritas itu harus hari demi hari. Ibarat matahari. Ibarat kita salat lima waktu, ibarat saya ke gereja tiap minggu dan seterusnya. Dan ibarat saya baca Alkitab setiap hari. Terus jangan berhenti," kata Saut di acara Temu Aksi Nasional Penyuluh Antikorupsi, di Gedung ACLC, Jakarta Pusat, Rabu (11/12).
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di acara Temu Nasional Penyuluh Antikorupsi di Gedung ACLC KPK, Jakarta Selatan, Rabu (11/12). Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
Terkait penindakan, Saut menyebut setiap tahunnya ada sekitar 7.000 laporan masyarakat yang masuk ke KPK. Namun, karena sumberdaya yang tak memadai, tak semua bisa ditangani.
"Ketika itu berhenti ya kehidupan berhenti, peradabannya berhenti. Ini yang mungkin aga sulit di KPK kalau kita bicara penindakan. Apakah kita harus memenjarakan orang setiap hari? Saya bilang harus," kata dia.
Bahkan menurut Saut, dari 700 ribu laporan masyarakat itu, 30 persen di antaranya berpotensi merupakan tindak pidana korupsi.
ADVERTISEMENT
"30 persen punya potensi korupsi. 30 persen dari 7000 dibagi 365 hari setahun, KPK harusnya memenjarakan 5 orang lebih sehari," sambungnya.
Kemudian, dari sisi pencegahan, Saut mengatakan KPK tidaklah bisa bekerja sendiri. KPK butuh masyarakat untuk ikut membantu. Maka dari itu, KPK menginisiasi program penyuluh antikorupsi.
"Walaupun KPK punya bidang masuk ke semua jenjang pendidikan karena itu perintah undang-undang, tapi bagian lain KPK punya keterbatasan dari sisi resource-nya, kami harus minta tolong siapa?" kata Saut di hadapan para penyuluh.
"Dengan keterbatasan KPK itu, kemudian kita masuk ada orang yang sama-sama punya passion dengan KPK yang kemudian saya sebut belahan hatinya KPK. Yang bedanya cuma gajinya doang. Tapi harinya pikirannya jiwanya sama ini yang saya pikir ke depan harus kita masif kan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Ia pun berharap dari sisi pencegahan, para penyuluh bisa membawa angin segar antikorupsi di lingkungan sekitar mereka. Saut mengklaim ada sekitar 800 orang yang tergabung dan akan terus bertambah.
"Maksud saya gini, hari per hari itu harus terus sampai dua tiga orang. Ini ibaratnya sungai yang besar, Kali Ciliwung itu di ujungnya cuma mata air yang kecil kan?" kata dia.
"Jadi setiap hari teruslah bekerja teruslah melakukan interaksi bertemu banyak orang bicara dengan mereka lakukan interaksi pakai sosmed. Sehingga ketika kita clear out dari dunia ini proses kenabian kita sudah selesai," pungkasnya.