KRI Soeharso Bersiap Menjemput WNI di Diamond Princess

22 Februari 2020 7:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah petugas tengah memasang instalasi pendingin ruangan di deck KRI dr Soeharso yang bersandar di Dermaga Komando Armada II Surabaya, Kamis (20/2). Foto: ANTARA/Aditya Ramadhan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah petugas tengah memasang instalasi pendingin ruangan di deck KRI dr Soeharso yang bersandar di Dermaga Komando Armada II Surabaya, Kamis (20/2). Foto: ANTARA/Aditya Ramadhan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kapal pesiar Diamond Princess milik Jepang terpapar virus corona sejak salah satu penumpang turun di Hong Kong akhir Januari 2020. Pria itu dinyatakan positif virus corona dan menulari 621 orang di dalamnya, bahkan sudah ada dua penumpang lanjut usia yang meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Karantina Kapal Diamond Princess di Pelabuhan Yokohama sudah berakhir sejak 19 Februari 2020. Dari total 3.711 penumpang, ada 78 WNI yang bekerja sebagai kru kapal, dan 4 di antaranya positif virus corona. Mereka kini dirawat intensif di RS Chiba Jepang.
Kapal Diamond Princess yang bersandar di Daikoku Pier Cruise Terminal di Yokohama, selatan Tokyo, Jepang. Foto: REUTERS/Issei Kato
Sama seperti Amerika Serikat dan beberapa negara lain, Indonesia akhirnya mengambil opsi untuk menjemput 74 WNI yang dinyatakan sehat. Pemerintah sudah menyiapkan Kapal Republik Indonesia dr. Soeharso di Dermaga Komando Armada II Surabaya sebagai opsi penjemputan.
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, meyakini KRI Soeharso 990 mampu memulangkan para WNI. Terlebih, kapal itu juga dilengkapi alat-alat medis yang mumpuni.
Kapal rumah sakit KRI dr Soeharso bersandar di Dermaga Madura, Komando Armada II Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/2/2020). Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
"Ini kapal rumah sakit yang punya kemampuan melakukan perawatan dan sebagainya. Karena ini kan kapal yang dirancang untuk mengatasi penyakit apa pun," kata Terawan saat meninjau KRI Soeharso di Dermaga Komando Armada II Surabaya, dilansir Antara.
ADVERTISEMENT
Terawan menyebut, KRI Soeharso memiliki banyak kelebihan. Misal, terdapat ruangan isolasi, ruangan karantina, dan sistem aliran udara satu arah untuk mencegah terjadinya penularan virus. Saking canggihnya, kapal ini juga kerap disebut RS Apung Soeharso.
Personel TNI Angkatan Laut merapikan tempat tidur di kapal rumah sakit KRI dr Soeharso di Dermaga Madura, Komando Armada II Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/2). Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Perwira Staf Operasi Satuan Tugas Evakuasi Kolonel Laut (P), Tony Herdianto, menyampaikan ada 153 orang personel siap menjemput para WNI di Diamond Princess. Personel itu terdiri dari 95 orang awak, 30 anggota medis dari Yonkes 1 Marinir, dua anggota Yonkes 2 Marinir, 22 anggota tim medis Diskes Armada II, dan empat anggota regu penyelam.
Adapun ke-30 anggota tim medis tersebut merupakan tim militer yang juga mengevakuasi WNI di Wuhan dan ikut diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
Lokasi observasi untuk 74 WNI di Diamond Princess juga kemungkinan akan kembali ditempatkan di Natuna.
Personel TNI Angkatan Laut memeriksa alat 'Isolated Capsule Transporter' di kapal rumah sakit KRI dr Soeharso di Dermaga Madura, Komando Armada II Surabaya. Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
"Tim kesehatan yang akan terlibat dalam penjemputan WNI kru kapal Diamond Princess meliputi dokter ahli infeksi, dokter ahli paru, dokter ahli anestesi, dan sanitarian dari Kantor Kesehatan Pelabuhan," ujar Tony.
Pembekalan KRI dr Soeharso
Persediaan bahan bakar untuk 27 hari dan persediaan air tawar untuk 60 hari disiapkan untuk KRI dr Sooeharso. TNI juga menyiapkan helikopter untuk mengantisipasi personel yang membutuhkan evakuasi medis darurat ke daratan selama dalam perjalanan.
Masih mengutip Antara, jika sesuai rencana, para WNI nantinya akan ditempatkan di dua dek khusus, yakni dek Bravo dan dek Charlie. Sistem sirkulasi udara pada dua dek telah diubah menjadi sirkulasi udara tekanan negatif, yaitu sistem sirkulasi udara satu arah yang tidak memungkinkan pergerakan udara ke bagian lain di dalam kapal.
ADVERTISEMENT
Bahkan tak hanya itu, KRI dr Soeharso juga terdapat ruang isolasi, laboratorium, lima ruang tindakan, dua ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur, dan dua ruang farmasi.
Ruangan isolasi di KRI dr Soeharso juga bisa digunakan untuk kegiatan perawatan intensif. Sehingga, jika selama perjalanan evakuasi ada WNI yang menunjukkan gejala, tim akan langsung merawat WNI itu dengan prosedur yang benar.
"Alat untuk memindahkan personel yang diduga benar-benar terinfeksi ke ruang isolasi," kata Tony.
Petugas KRI dr Soeharso 990 untuk menjemput WNI yang berada di Kapal Pesiar Diamond Princess yang sedang berada di perairan Jepang. Foto: ANTARA/Aditya Ramadhan
Rencana rute penjemputan
Tony mengatakan, rencana penjemputan dilakukan dengan rute Surabaya-Yokohama-Surabaya atau Surabaya-Yokohama-Natuna.
Opsi pertama, KRI Soeharso berlayar dari Dermaga Komando Armada II Surabaya melewati perairan Laut China Selatan, Samudera Pasifik, ke Yokohama. Kemudian kembali ke Surabaya melalui rute yang sama dengan titik henti di Kota Manado, Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
Opsi kedua, KRI Soeharso akan berangkat dari Surabaya melewati perairan Laut China Selatan, Samudera Pasifik, menuju perairan Yokohama lalu kembali melalui perairan Laut China Selatan menuju Ranai, Pulau Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, dengan titik henti di Kota Davao, Filipina, saat keberangkatan.
Personel TNI Angkatan Laut merapikan tempat tidur di kapal rumah sakit KRI dr Soeharso di Dermaga Madura, Komando Armada II Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/2). Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
KRI Soeharso ditargetkan tiba di Tanah Air setelah melewati 14 hari masa inkubasi virus corona. Sehingga, WNI yang dijemput nantinya sudah bisa dipastikan aman dari infeksi virus tersebut saat mendarat.
"Diharapkan dari Yokohama ke Natuna akan mengulur waktu lebih dari 22 hari dengan kecepatan 11 knot. Diharapkan sampai Tanah Air sudah melewati 14 hari masa inkubasi. Hal yang sama dilakukan sebelum masuk Surabaya. Selama perjalanan tim medis melakukan tindakan karantina dan evaluasi, diharapkan setelah 14 hari seluruh pasien sudah lewat masa inkubasi," kata Tony dilansir Antara.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Secara teknis, kapal ini punya berat kosong 11.394 ton. Jika terisi penuh, beratnya mencapai 16.000 ton, setara dengan berat 177 lokomotif kereta api.
Panjangnya yakni 122 meter, hampir sepanjang 1 lapangan sepak bola dan memiliki lebar 22 meter. Kapal ini mampu menampung 400 awak kapal dan memuat 3 helikopter.
Saat ini, mekanisme penjemputan 74 ABK WNI masih terus didiskusikan. Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut, mekanisme penjemputan tidak akan jauh berbeda dengan evakuasi 238 WNI dari Wuhan ke Natuna beberapa waktu lalu.
"Kalau yang sifatnya itu belum terpapar, belum positif, tentu mekanisme seperti yang lalu, yang (238 WNI yang dievakuasi) Wuhan. Tapi kalau yang sudah positif, kan, tidak boleh keluar dari sana. Karena itu bagi WNI yang sudah positif 4 orang, Presiden sudah meminta KBRI untuk memantau, mengawasi, ini bagaimana sampai sembuh," kata Ma'ruf di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (21/2).
ADVERTISEMENT
Untuk rencana penjemputan WNI di kapal Diamond Princess, Presiden Jokowi masih belum memberikan keputusan apakah mekanisme penjemputan akan melalui jalur laut.
"Kalau mekanisme yang tidak terpapar dibawa ke satu daerah yang kayak kemarin (Natuna) atau ada alternatif lain masuk rumah sakit kapal laut, terapung, misalnya sampai 14 hari ternyata sudah dikarantina di kapal, nah ini Presiden belum menentukan. Presiden akan menentukan bagaimana cara yang akan diambil," jelas Ma'ruf.
Secara global, hingga kini, virus corona telah menelan angka 2.250 jiwa. Sebanyak 76.798 orang di hampir 30 negara terjangkit virus asal Wuhan, China itu. Namun, pasien yang diklaim sembuh juga terus bertambah, yakni 18.870 pasien.