

ADVERTISEMENT
KRL menjadi salah satu moda transportasi yang paling terdampak mati listrik massal, Minggu (4/8). Pasalnya, VP Operation PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Broer Rizal menyebut, pihaknya masih sangat bergantung pada asupan listrik dari PLN.
ADVERTISEMENT
"Ketika PLN tidak bisa menyuplai listrik ke perjalanan KRL, itu KRL tidak bisa berjalan sama sekali. Dalam posisi seperti ini, katakanlah, kalau ada rencana PLN akan dimatikan (listriknya), lebih baik kami tidak jalankan sama sekali. Itu skenario terburuk," kata Broer kepada wartawan, Minggu (5/8).
Menurutnya, skenario terburuk itu harus diambil agar masyarakat tidak kebingungan saat hendak menggunakan KRL. Apalagi, sampai saat ini KRL belum memiliki asupan daya listrik cadangan.
"Kami tidak punya alternatif lain untuk menjalankan KRL kalau tidak ada daya listrik. Kami ada kereta diesel yang digunakan untuk kereta penolong, tapi itu hanya untuk kereta penolong saja dan hanya satu itu saja," tuturnya.
Broer menilai, masalah serupa sebenarnya juga terjadi di negara-negara lain. Sebab, saat ini belum ada teknologi yang bisa menyimpan asupan listrik cukup besar untuk menjalankan kereta api.
ADVERTISEMENT
"Termasuk persiapan genset ya, saya kira yang dibutuhkan juga cukup besar. Jadi sampai saat ini, untuk antisipasi kondisi yang demikian, saya kira belum ada," tegasnya.
Untuk itu, ia hanya bisa meminta maaf kepada para pengguna jasa KRL yang sempat terdampak. Apalagi, dalam kondisi itu, pihak KCI hanya bisa meminta para penumpang untuk mencari alternatif transportasi lainnya.
"Jadi ketika tidak ada kepastian, apakah PLN bisa bergerak lagi atau berjalan lagi, ya terpaksa kami informasikan ke penumpang untuk menggunakan alternatif lain," pungkasnya.