Kronologi Bocah di Medan Tewas Diduga Akibat Digigit Anjing Milik Tetangga

16 Juni 2021 15:22 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anjing jenis Terrier. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anjing jenis Terrier. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Bocah berusia 10 tahun di Kelurahan Mangga, Kecamatan Simalingkar, Kota Medan, berinisial RA diduga tewas akibat digigit anjing tetangganya. Sebelum meninggal, RA sempat lumpuh, muntah-muntah hingga diare.
ADVERTISEMENT
Tidak terima dengan kematian RA, keluarga melaporkan pemilik anjing ke kantor polisi. Hingga saat ini proses penyelidikan masih terus dilakukan.
Lalu bagaimana kronologi kejadiannya? Berikut kumparan rangkum:

Kamis (10/6)

Sekitar pukul 15.00 WIB, RA bersama temannya hendak membeli jajanan di warung. Dia melewati rumah pemilik anjing yang bermarga Simanjuntak.
Nahasnya saat itu anjing tidak dirantai dan pintu pagarnya terbuka. Diduga pemilik rumah sedang membeli air isi ulang.
"Anjingnya lepas dan menggigit langsung paha kanan atas almarhum," ujar pengacara korban, Oki, Rabu (16/6).
Usai digigit, RA tak lantas pulang ke rumah. Dia masih sempat bermain dengan temannya. Lalu setelah pulang bermain dia menceritakan kepada kakeknya. RA lantas dibawa berobat ke klinik tak jauh dari rumahnya.
ADVERTISEMENT
Setelah membawa RA berobat, keluarga korban mendatangi rumah pemilik anjing. Namun pemilik rumah tersebut tidak mau bertanggung jawab.

Jumat (11/6)

Tidak terima dengan perlakuan pemilik anjing, keluarga korban melaporkan kejadian ini ke Polsek Tuntungan dengan nomor pengaduan STTLP/54/VI/2021/SPKT.
Usai melapor, kondisi tubuh RA melemah, suhu badan mencapai 39 derajat celsius. Korban selanjutnya dibawa ke RSUP H Adam Malik Medan untuk divisum sekaligus berobat.
Setelah itu RA pulang ke rumah. Namun pada malam harinya, RA mengalami muntah, diare, bahkan sempat hilang ingatan.
"Tapi saat itu kita belum tahu itu gejala rabies," ujar Oki.

Sabtu (12/6)

Ibu korban bernama Lia, lalu mencari vaksin rabies di Dinas Kesehatan Medan. Namun ternyata vaksin tersebut kosong. Mereka lalu membelinya di Kimia Farma. Dari sanalah korban dibawa ke sebuah klinik untuk disuntik vaksin rabies.
ADVERTISEMENT
"Setelah divaksin rabies, almarhum dibawa ke rumah. Tapi, dia tak mau makan, kakinya sudah tak bisa jalan, dan almarhum jadi hiperaktif, gelisah, air liurnya terus keluar," ujar Oki.

Minggu (13/6)

Korban sempat kritis sebelum akhirnya meninggal pada sore hari. Atas kematian korban, pihak keluarga meminta keadilan.
"Kita percayakan polisi bisa bertindak profesional menangani kasus ini," ujar Oki.

Rabu (16/6)

Kasus ini sekarang diambil alih oleh Polrestabes Medan. Polisi terus melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi.
Terkait penyebab kematian, polisi masih menunggu hasil laboratorium. Meraka juga telah mengamankan anjing yang menggigit korban.
Anjing itu kini diperiksa kesehatan guna memastikan ada tidaknya virus rabies.
"Lagi dicek anjingnya apakah mengidap virus ataupun penyakit berbahaya (lainnya)," ujar Wakasatreskrim Polrestabes Medan AKP Rafles Langgak Marpaung.
ADVERTISEMENT