KSAD Jenderal Maruli soal Film Dirty Vote: Pernyataan Enggak Bernyali

13 Februari 2024 14:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak di Kodam I Bukit Barisan pada Selasa (13/2/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak di Kodam I Bukit Barisan pada Selasa (13/2/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak sudah mendengar viral film Dirty Vote jelang pencoblosan Pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
Film ini mengungkap berbagai instrumen kekuasaan yang diduga digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi.
“Ya, kebetulan saya juga enggak nonton itu, tapi saya dengar ceritanya,” kata Maruli di Makodam I Bukit Barisan, Medan, pada Selasa (13/2). Dalam kunjungan ini, Maruli didampingi politikus Golkar sekaligus Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid.
Maruli juga menegaskan TNI bersikap netral.
“Kalau orang bilang menduga (adanya kecurangan dan keberpihakan TNI) enggak punya bukti ya, kita semua juga bisa menduga-dugalah,” kata menantu Menko Marves Luhut Pandjaitan ini.
Bagi Maruli, Film Dirty Vote hanyalah sebuah dugaan. Namun, kata dia, kenyataan di lapangan justru yang terjadi sebaliknya. Aparat hingga pemerintah netral di Pemilu 2024.
“Itu permainan-permainan mereka untuk membuat ya situasi, punya tujuan tertentu,” tuding Maruli.
ADVERTISEMENT
“Kan, kalau kata-kata dugaan itu kan, menurut saya itu pernyataan-pernyataan bisa dikatakan enggak bernyali ya, enggak bisa dituntut kan?” tuturnya.
Untuk itu, Maruli berharap masyarakat tetap kritis menjelang pemilu besok.
“Makanya kalau saya bisa memberikan saran, saran ke media maupun masyarakat umum kalau tidak ada buktinya, omongan-omongan segala macam saya kira jangan terlalu ditanggapilah,” kata dia.
“Ya karena itu serba salah, saya mau tuntut, (nanti dijawab) saya juga dibilang saya, kan, cuma menduga,” sambungnya.
Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar yang turut terlibat di film Dirty Vote saat menjadi narasumber di kuliah umum Departemen Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (13/2). Foto: Panji/kumparan
Sekilas Dirty Vote
Film yang disutradari oleh Dandhy Laksono itu saat ini telah ditonton belasan juta views di YouTube.
Film berdurasi nyaris 2 jam ini bercerita tentang tiga ahli hukum tata negara, yakni Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari, yang membicarakan bagaimana Pemilu 2024 mengalami banyak kecurangan.
ADVERTISEMENT
Film ini menjahit berita-berita yang muncul sejak 2021. Isinya antara lain soal ompongnya Bawaslu, modus kecurangan di level pejabat bawah dan tinggi, ketidaknetralan penjabat sementara, dan putusan yang menguntungkan Gibran di MK dan KPU.
Sutradara film dokumenter 'Dirty Vote', Dandhy Dwi Laksono. Foto: Dok. Dokumentasi Dirty Vote untuk Pers
"Jika Anda nonton film ini tolong jadikan film ini sebagai landasan untuk Anda melakukan penghukuman. Film ini adalah monumen, monumen yang akan kita ingat bahwa kita punya peranan besar melahirkan orang yang bernama Jokowi," ucap Zainal dalam film tersebut.
Muncul pendapat, film ini menjabarkan ada agenda setting untuk memenangkan calon 02 Prabowo-Gibran. Salah satunya lewat pengerahan dan pengarahan dari pemerintah.
Terkait ini pihak TKN-Prabowo Gibran sudah memberikan tanggapan. Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto misalnya, ia menyebut film ini black movie dan black campaign.
ADVERTISEMENT