KSAD Sudah Kirim Perbaikan dari Koreksi BPOM soal Uji Klinis 3 Obat Corona Unair

21 Agustus 2020 15:48 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) menerima hasil uji klinis tahap tiga obat baru untuk penanganan pasien COVID-19 dari Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih. Foto: ANTARA/Syaiful Hakim
zoom-in-whitePerbesar
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) menerima hasil uji klinis tahap tiga obat baru untuk penanganan pasien COVID-19 dari Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih. Foto: ANTARA/Syaiful Hakim
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KSAD Jenderal Andika Perkasa menyebut pihaknya sudah menyampaikan perbaikan terkait koreksi BPOM soal uji klinis tahap 3 obat corona Unair. Ia menyerahkan itu saat pertemuan di kantor BPOM 19 Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
"Jadi tanggal 19 Agustus kemarin kami datang ke BPOM untuk menyerahkan hasil uji klinis termasuk CAPA, CAPA itu Corrective and Preventive Action. Itu tindakan yang diminta berdasarkan koreksi BPOM akhir bulan lalu," kata Andika di Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/8).
BPOM memang sudah melakukan inspeksi pertama pada 28 Juli lalu. Uji klinis 3 obat corona Unair dimulai 3 Juli.
Obat baru Unair ini merupakan hasil kombinasi dari tiga jenis obat. Pertama, Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin. Kedua, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline. Ketiga, Hydrochloroquine dan Azithromycin.
Kombinasi obat corona temuan UNAIR hasil kerja sama dengan beberapa institusi pemerintah. Foto: Youtube/@BNPB
Andika menambahkan, dalam pertemuan 19 Agustus lalu, semua pihak sepakat untuk melanjutkan proses review dengan baik. Dalam pertemuan itu turut hadir Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy, Komisi IX DPR, hingga Komisi Penilai Obat.
ADVERTISEMENT
"Dari yang saya pahami, BPOM maupun kami sepakat bahwa kita harus lakukan yang terbaik," tutur dia.
Sebelumnya, Kepala BPOM Penny Lukito membeberkan sejumlah koreksi terkait uji klinis obat Unair. Dari soal jumlah sampel yang belum variatif, orang tanpa gejala (OTG) dijadikan sampel, hingga efektivitas obat yang dinilai belum signifikan.
Infografik Polemik Obat Corona Unair. Foto: Hod Susanto/kumparan