KSAL: Prajurit LGBT Merusak Moral, Sanksi Pasti Dipecat

22 Juni 2021 23:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kasal Laksamana TNI Yudo Margono memberikan pembekalan kepada Taruna Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-66 di Surabaya. Foto: Dispen AL
zoom-in-whitePerbesar
Kasal Laksamana TNI Yudo Margono memberikan pembekalan kepada Taruna Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-66 di Surabaya. Foto: Dispen AL
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menghadiri acara pembekalan kepada taruna dan taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) di Indoor Sport Kesatrian Akademi Angkatan Laut, Bumimoro, Surabaya, Selasa (22/6).
ADVERTISEMENT
Di hadapan para calon prajurit TNI AL, Yudo mengingatkan sejumlah pelanggaran yang dapat membuat mereka dipecat dari kesatuan.
Yudo menuturkan, ada dua pelanggaran yaitu pelanggaran moral dan dan mental kejuangan. Pelanggaran moral yang dimaksudnya adalah LGBT.
"Pelanggaran moral LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) dan mental kejuangan yang tidak sesuai ideologi negara, Sapta Marga, Sumpah Prajurit, 8 Wajib TNI, Trisila TNI Angkatan Laut dan Hree Dharma Shanty, ancamannya adalah pemecatan dari kedinasan," kata Yudo dikutip dari keterangan pers Dispen AL.
Kasal Laksamana TNI Yudo Margono memberikan pembekalan kepada Taruna Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-66 di Surabaya. Foto: Dispen AL
Yudo menjelaskan, generasi muda saat ini rentan mengalami degradasi moral karena terpengaruh global. Menurut dia gerakan kaum LGBT sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama dan ideologi negara.
"Hal ini merupakan ancaman moral yang belakangan harus dihadapi. Selain itu, masuknya paham radikalisme dan ekstremisme ke kalangan masyarakat cukup mengkhawatirkan terlebih khusus di lingkungan TNI yang merupakan alat negara," kata Yudo.
ADVERTISEMENT
Selain itu Yudo menuturkan generasi penerus TNI AL akan menghadapi tantangan dan beban tugas yang semakin berat, kompleks, dan dinamis.
Adanya tantangan dan ancaman itu membuat lulusan AAL harus memiliki karakter yang kuat dan kemampuan memimpin serta kompetensi sebagai tentara profesional.
Ia berharap calon-calon pemimpin TNI AL di masa depan ini, Yudo berpesan agar selalu menjaga kekompakan dan kebersamaan sesama angkatan.
“Kalian 101 personel harus bersama-sama terus saling bahu membahu dan jangan hanya karena jabatan kalian saling menjatuhkan satu sama yang lain. Sulit mencapai sukses tanpa saling membantu. Kalian harus kuat dari sekarang, tantangan zaman kalian jauh lebih berat daripada zaman saya, maka dari itu kalian harus bersama-sama bahu membahu dan saling membantu,” kata Yudo.
Prajurit Yontaifib Korps Marinir TNI AL bersama United States Marines Corps Reconnaissance Unit melaksanakan upacara penutupan latihan di Puslatpurmar 7 Lampon. Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
Kegiatan pembekalan dari Pemimpin TNI AL ini diikuti 101 Taruna Taruni dengan tema 'Menyiapkan Generasi Penerus Pemimpin TNI Angkatan Laut Indonesia Emas'.
ADVERTISEMENT
Melalui pembekalan ini diharapkan perwira lulusan AAL menjadi generasi millenial sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan TNI AL di masa dekade Indonesia emas di tahun 2045, memiliki keunggulan dalam pengetahuan, kapabilitas serta landasan moral yang baik dan karakter kepribadian yang kuat.