news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

KSP: Pemerintah Siap Dikritik soal Corona, Tapi Jangan Pakai Hoaks

13 Juni 2020 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara kawasan Mampang Prapatan di Jakarta, Jumat (1/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/ Hafidz Mubarak
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara kawasan Mampang Prapatan di Jakarta, Jumat (1/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/ Hafidz Mubarak
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah menerapkan sejumlah kebijakan untuk menangani penyebaran virus corona di Indonesia, seperti PSBB hingga bantuan sosial. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Donny Gahral Adian mengatakan pemerintah membuka diri terhadap kritikan terkait kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, Donny meminta agar kritik yang disampaikan ke pemerintah bedasarkan fakta dan menggunakan data. Dia tak ingin masukan atau kritikan berlandaskan hoaks yang tak dapat dipertanggungjawabkan.
"Bukan pemerintah tidak mau dikritik, kritik saja. Saya juga berkali-kali ya di publik menerima banyak kritikan. Banyak sekali gugatan, catatan. Itu saya kira masukkan yang penting untuk pemerintah. Tapi tidak hoaks. Kalau mengkritik pakai fakta, pakai data," kata Donny dalam diskusi virtual bertajuk 'New normal momentum mewujudkan revolusi mental', Sabtu (13/6).
"Banyak kebijakan (dikritik) itu biasa, tidak ada masalah sama sekali. Tapi kemudian yang harus ditahan, fitnah, hoaks, dan lainnya. Dalam situasi seperti ini dibutuhkan situasi yang kondusif, situasi yang tenang bagi semua," sambung dia.
Sejumlah karyawan menggunakan masker saat bekerja di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Donny pun turut menyinggung survei Indikator terkait turunnya tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi sekitar 66,5 persen pada Mei 2020 dari 69,5 persen dari survei Februari 2020. Menurutnya, penurunan itu masih wajar di tengah kondisi pandemi.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kita tahu kepuasan publik turun. Saya malah memprediksi turunnya malah harusnya lebih jauh, tidak hanya 3 persen. Kenapa? Karena kondisi saat ini sulit sekali, pengangguran sekarang sudah hampir 3 juta," tuturnya.
Apalagi, kata dia, krisis akibat pandemi COVID-19 juga dirasakan sejumlah negara lain, seperti Amerika. Untuk itu, menurutnya tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi masih di atas 60 persen perlu disyukuri karena di tengah masa sulit.
"Di negara seperti Amerika pun masyarakat turun ke jalan demo. Pasti tidak puas dan dalam kondisi sulit seperti ini, turun 3 persen sata kira itu sesuatu yang patut disyukuri. Harusnya tuh turunnya lebih banyak bisa sampai 10 persen bahkan lebih karena tidak bisa ditutupi kondisi ini sulit sekali, kondisi ini tidak mudah bagi setiap orang," tandas dia.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.