Kubu AHY soal Razman Mundur dari Kepengurusan Demokrat Moeldoko: Dia Masa Lalu
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Terkait pengunduran diri Razman, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menegaskan seluruh pihak yang terlibat dalam upaya mengudeta Partai Demokrat merupakan masa lalu. Herzaky memastikan pihaknya tak ambil pusing terkait pihak-pihak yang masih menebar fitnah tentang kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Mantan kader pelaku KLB ilegal Sibolangit maupun gerombolan Moeldoko lainnya, bagi kami adalah masa lalu. Silakan jika para pelaku KLB ilegal Sibolangit maupun gerombolan Moeldoko lainnya masih ingin terus menebar fitnah dan kabar bohong," kata Herzaky, Sabtu (3/4).
Setelah putusan Kemenkum HAM kemarin, Herzaky menyebut pihaknya tengah fokus konsolidasi seluruh kader Demokrat. Selain itu, Demokrat ingin turun tangan membantu dampak pandemi COVID-19.
"Pascapengumuman dari Menkum HAM, saat ini kami sedang fokus konsolidasi dengan para pengurus, anggota dewan, dan kader. Baik di pusat, provinsi, maupun di kabupaten/kota," ujar Herzaky.
"Jadi, kami bisa kembali fokus dan optimal membantu rakyat terdampak pandemi," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengaku tak mempersoalkan manuver-manuver lain yang akan dilakukan kubu Moeldoko setelah ini.
"Lebih baik kami memusatkan perhatian, tenaga, energi, dan waktu kami untuk merajut masa depan yang lebih baik untuk bangsa dan negara ini, untuk demokrasi Indonesia, dan untuk Partai Demokrat," tutupnya.
Sebelumnya, Razman menyebut alasannya mundur dari kubu Moeldoko karena keberadaan Nazaruddin dan Darmizal yang dianggap membebani dan tidak sepaham dengannya. Menurut Razman, kedua orang itu tak paham hukum.
"Saya jujur saya lawyer profesional saya pernah ketua salah satu DPP partai, DPRD saya ngerti hukum dan politik, saya freedom, saya bebas. Saya enggak bisa jika ada upaya-upaya yang patut diduga melakukan intervensi pada saya," kata Razman, Jumat (2/4).
ADVERTISEMENT
"Apalagi dia tak mengerti hukum karena itu saya merasa sangat tak sejalan dengan saudara Darmizal dan Nazarudin. Menurut saya keberadaan Nazaruddin adalah beban bagi partai Demokrat hasil KLB," tutup dia.