Kuncen soal Gunung Merapi Siaga: Tak Ada Tradisi Khusus, Kita Berdoa ke Allah

7 November 2020 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fotografer mengawasi Gunung Merapi di DI Yogyakarta, Jumat (6/11). Foto: Agung Supriyanto/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Fotografer mengawasi Gunung Merapi di DI Yogyakarta, Jumat (6/11). Foto: Agung Supriyanto/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Status Gunung Merapi yang berada di Magelang, Boyolali, dan Sleman meningkat dari waspada atau level II sejak 21 Mei 2018, kini menjadi siaga atau level III.
ADVERTISEMENT
Terkait meningkatnya status ini, juru kunci atau kuncen Merapi, Mas Kliwon Suraksohargo Asihono atau Mas Asih, menjelaskan tidak ada tradisi khusus yang dilakukan warga.
"Tidak ada (tradisi khusus) Jadi tidak ada istilahnya slametan (meminta perlindungan)," kata Mas Asih di temui di rumahnya di hunian tetap (huntap) Karangkendal, Cangkringan, Umbulharjo, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (7/11).
Juru Kunci Merapi Mas Kliwon Suraksohargo Asihono atau Mas Asih ditemui di rumahnya di hunian tetap (huntap) Karangkendal, Cangkringan, Umbulharjo, Kabupaten Sleman, Sabtu (7/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Mas Asih yang tinggal 8 kilometer dari puncak gunung berapi ini memastikan apa yang bisa dilakukannya dan warga setempat hanya berdoa bersama kepada Allah SWT.
"Ya ada sih doa bersama, kita memohon kepada Allah, kepada Tuhan semoga warga masyarakat yang ada di kawasan larangan (daerah berbahaya radius 5 kilometer dari puncak) atau di kawasan (rawan) bencana bisa selamat bisa tidak ada suatu korban," katanya.
Pedagang mengemasi barang dagangannya di kawasan wisata Bungker Kaliadem, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (6/10). Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO
Mas Asih menjelaskan aktivitas masyarakat di radius 5 kilometer dari puncak juga sudah berhenti. Contohnya aktivitas pariwisata di Bunker Kaliadem. Sejak kemarin, para pedagang telah mengemasi barang dagangannya untuk dibawa turun.
ADVERTISEMENT
"Dulu waspada 3 kilometer dari puncak harus kosong tetapi sekarang 5 Km dari puncak harus dikosongkan tidak ada aktivitas," katanya.
Kepada masyarakat di lereng Merapi, Mas Asih berpesan agar selalu mematuhi imbauan dari pemerintah dan BPPTKG.
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona