Kunci RI Lawan Corona: Yang Kaya dan Miskin Harus Saling Melindungi

27 Maret 2020 16:42 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (22/3). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
zoom-in-whitePerbesar
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (22/3). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus menggalakkan berbagai imbauan agar masyarakat terhindari dari virus corona. Juru bicara pemerintah RI soal penanganan corona Achmad Yurianto menegaskan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan adalah kunci pemutusan penyebaran corona.
ADVERTISEMENT
"Tetap tinggal di rumah bukan berarti tidak produktif. Silakan bekerja, belajar, ibadah di rumah, rajin cuci tangan jadi kunci. Ini cara paling tepat putus rantai penularan," ucap Yurianto di Gedung BNPB, Jumat (27/3).
Kata dia, apabila hal itu bisa dilakukan secara kompak, maka Indonesia akan berhasil memerangi corona. Ia juga menyinggung soal gotong royong semua kelas.
Yurianto mencontohkan yang kaya dan miskin dalam menghadapi COVID-19. Yaitu mereka yang terpaksa masih bekerja di lapangan karena tidak ada lockdown, dan mereka yang mapan bisa dispilin #dirumahaja.
"Kalau ini bisa dilakukan bersama-sama dengan semua orang, saling melindungi. Yang kaya lindungi yang miskin agar bisa hidup wajar, yang miskin lindungi yang kaya agar tidak tularkan penyakitnya," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
"Kerja sama, gotong royong saling toleransi, itu modal kita sebagai bangsa indonesia," imbuh dia.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Tidak perlu mencari cara yang lebih rumit. Dengan konsisten jaga jarak dan cuci tangan, lanjut dia, sudah cukup.
"Tidak perlu kita cari cara karena kita sudah miliki itu, toleransi dan saling ingatkan itu penting. Saling bantu itu jadi upaya untuk kendalikan penyakit ini," tutur Yurianto.
Sejauh ini, sudah ada 1.046 kasus positif di Indonesia. Di antara jumlah itu, 87 orang meninggal dan 46 orang sembuh.